POSKOTA.CO.ID - Dalam dunia yang serba cepat dan sering kali penuh tekanan, tindakan kecil yang tulus dapat memiliki dampak luar biasa. Itulah yang dilakukan oleh Ustadz Koh Dennis Lim dalam penerbangan bersama keluarganya.
Menyadari bahwa bayinya yang baru berusia 8 bulan bisa saja menangis dan mengganggu kenyamanan penumpang lain, Dennis mengambil inisiatif tak biasa membagikan cokelat, permen, dan secarik surat permintaan maaf dari sang bayi kepada seluruh penumpang.
Tindakan ini bukan sekadar “gimmick viral” atau bentuk pencitraan. Lebih jauh dari itu, ini adalah contoh nyata empati, komunikasi interpersonal yang efektif, serta tanggung jawab sosial dalam ruang publik.
Baca Juga: Rumah BUMN Telkom Wujudkan Mimpi UKM Naik Kelas melalui Sejuta Kemasan Menarik
Isi Surat Sang Bayi: Bahasa Cinta dan Pengertian
Isi surat yang dibagikan sangat sederhana, namun menyentuh hati:
"Aku gugup dan takut, ini penerbangan pertamaku. Mungkin aku akan menangis atau mengeluarkan banyak suara. Jadi ibuku menyiapkan tas kecil, ada permen dan cokelat di dalamnya. Selamat perjalananmu, terima kasih."
Surat ini ditulis dalam dua bahasa—Indonesia dan Inggris—menunjukkan kesungguhan untuk merangkul semua kalangan penumpang. Surat tersebut tidak hanya menyampaikan permintaan maaf, tetapi juga menggugah simpati pembaca. Seolah-olah bayi tersebut berbicara langsung dengan penumpang, menyampaikan rasa takut, ketidakpastian, dan keinginannya untuk tidak merepotkan siapa pun.
Tanggapan Publik: Ketika Empati Menular
Video pendek yang membagikan momen tersebut diunggah oleh akun Instagram @pembasmi.kehaluan.reall dan langsung menyedot perhatian publik. Netizen menanggapi dengan beragam komentar positif, mulai dari rasa kagum hingga refleksi diri.
"Baru kali ini lihat ada yang sepeduli itu. Salut banget."
"Malu rasanya kalau kita sebagai orang dewasa justru lebih ribut di pesawat daripada bayi."
Tanggapan seperti ini mencerminkan kerinduan masyarakat akan tindakan-tindakan penuh empati, yang kadang terasa langka dalam kehidupan sehari-hari.
Bukan Sekadar Simpati, Tapi Ajaran Tentang Komunikasi
Mengapa tindakan ini menjadi viral dan begitu diapresiasi? Karena Dennis melakukan sesuatu yang sulit—mengantisipasi ketidaknyamanan, mengambil tanggung jawab atas potensi gangguan, dan meredamnya dengan bahasa kasih. Alih-alih bersikap defensif saat bayinya menangis, ia justru melakukan langkah proaktif untuk menjembatani kesalahpahaman yang mungkin timbul.