Ilustrasi guru, Tahun 2025 jadi era experiential learning! Pelajari cara guru berkolaborasi lintas mapel melalui 3 tahap praktis: perencanaan, proyek nyata, dan refleksi. (Sumber: Instagram/@kemendikdasmen)

Nasional

Experiential Learning 2025: 3 Strategi Kolaborasi Guru untuk Pembelajaran

Rabu 06 Agu 2025, 15:55 WIB

POSKOTA.CO.ID - Di era Kurikulum Merdeka 2025, metode pembelajaran konvensional seperti ceramah dan hafalan dinilai tidak lagi memadai untuk mempersiapkan siswa menghadapi kompleksitas dunia nyata.

Sebagai solusi, experiential learning (pembelajaran berbasis pengalaman) muncul sebagai pendekatan utama yang diadopsi sekolah-sekolah progresif di Indonesia.

Yang menarik, tahun ini mencatat tren kolaborasi antarguru lintas mata pelajaran dalam menerapkan metode ini. sebuah terobosan yang dinilai mampu memperkuat pemahaman holistik siswa.

Baca Juga: Kabar Gembira bagi Guru Honorer! Kemensos Buka Seleksi PPPK Tahap 2 untuk Program Sekolah Rakyat 2025

Tiga Tahap Kunci Kolaborasi Experiential Learning

Berdasarkan panduan terbaru dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), berikut strategi efektif penerapan experiential learning kolaboratif yang telah diuji di 50 sekolah percontohan:

  1. Perencanaan Bersama (Co-Planning): Membangun Fondasi Kolaborasi

Tahap ini menentukan 70 persen keberhasilan proyek. Guru dari berbagai disiplin ilmu harus merancang aktivitas yang saling terintegrasi:

Teknologi Pendukung: Platform kolaborasi seperti Google Workspace for Education atau Notion digunakan untuk menyinkronkan rencana pembelajaran.

Baca Juga: Link Cek Bantuan Insentif Guru Non ASN di Info GTK, Segini Nominal Subsidi yang Didapat

  1. Pelaksanaan Kolaboratif: Siswa sebagai Aktor Utama

Guru beralih peran dari instructor menjadi facilitator:

  1. Refleksi dan Evaluasi: Menghubungkan Pengalaman dengan Teori

Tahap krusial yang sering terlewatkan:

Baca Juga: Pengumuman Kelulusan PPG Guru Tertentu 2025: Arti Kode 'Tidak Lulus' dan Solusinya

Dampak dan Tantangan

Data awal menunjukkan peningkatan 30 persen keterlibatan siswa dan 25 persen pemahaman konsep multidisiplin. Namun, tantangan seperti alokasi waktu dan kesiapan guru masih menjadi kendala.

Masa Depan Experiential Learning

Tahun 2025 diprediksi sebagai tahun percepatan adopi metode ini, didukung oleh kebijakan Merdeka Belajar dan dana pemerintah untuk pelatihan guru.

Para ahli menekankan perlunya assessment framework yang lebih adaptif serta integrasi AI tools untuk analisis data pembelajaran.

Experiential learning kolaboratif bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan di era disrupsi. Dengan sinergi antarguru, pembelajaran tak lagi terbatas di kelas, tetapi menjadi laboratorium kehidupan yang mempersiapkan generasi masa depan.1

Tags:
Refleksi dan EvaluasiPelaksanaan KolaboratitKemendikbudCo-PlanningPerencanaan BersamaTiga Tahap Kunci Kolaborasi Experiential Learningpembelajaran berbasis pengalamanexperiential learningKurikulum Merdeka 2025

Aldi Harlanda Irawan

Reporter

Aldi Harlanda Irawan

Editor