Dalam pelatihan Pintar Kemenag, ASN diajak melihat kasus pelanggaran bukan hanya sebagai kesalahan, tetapi sebagai kesempatan edukatif. Mahasiswa yang melakukan plagiarisme, misalnya, tidak langsung dihukum tetapi dibina dan diberi kesempatan memperbaiki tugas dengan memahami sistem sitasi yang benar.
Baca Juga: 2.123 Personel Amankan Aksi Damai Bela Gaza di Monas
Tantangan Nyata dalam Penegakan Etika Akademik
Penegakan sanksi terhadap pelanggaran akademik bukan hal mudah. Beberapa tantangan yang kerap dihadapi:
- Takut melaporkan rekan kerja atau atasan karena konflik kepentingan
- Kurangnya kebijakan tertulis yang jelas di institusi
- Minimnya pelatihan tentang etika akademik di kalangan pendidik
- Stigma sosial terhadap pelapor atau pelanggar
Pelatihan dari Pintar Kemenag menjadi sangat relevan di tengah tantangan ini, karena memberikan panduan konkret dan membangun mentalitas yang berani bertindak atas nama kebenaran.
Pelanggaran akademik bukan persoalan individu semata, tapi cerminan dari sistem. Jika satu orang melanggar dan dibiarkan, yang lain akan mengikuti. Tetapi jika satu orang berani menjaga integritas, maka kita menciptakan gerakan perubahan dari bawah.
Melalui pelatihan seperti yang dilakukan Pintar Kemenag, para ASN dan praktisi pendidikan memiliki peran strategis untuk menjadi penjaga moralitas akademik, bukan sekadar pengawas administratif.
Pendidikan sejati dimulai dari kejujuran, dan integritas adalah warisan akademik terbaik yang bisa kita tinggalkan untuk generasi mendatang.