KITAB MA HA IS MA YA dibacakan dalam acara spiritual selama 20 jam nonstop di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, Sabtu, 2 Agustus 2025. (Sumber: POSKOTA)

JAKARTA RAYA

Karya Sastra Bhuwana “KITAB MA HA IS MA YA” Hadirkan Perjalanan Spiritual 20 Jam Non-Stop di Jakarta

Sabtu 02 Agu 2025, 12:51 WIB

SAWAH BESAR, POSKOTA.CO.ID – Ketua Umum Gerakan Moral Rekonsiliasi Indonesia (GMRI), Sri Eko Sriyanto Galgendu, menggelar penulisan dan pembacaan “KITAB MA HA IS MA YA” selama 20 jam nonstop di Antara Heritage Center, Jakarta Pusat, Sabtu, 2 Agustus 2025.

Acara ini menghadirkan suasana kontemplatif, berisi syair dan doa dari para peserta sebagai wujud ekspresi spiritual lintas agama dan budaya.

"Ini adalah persembahan dari Pak Sri Eko Sriyanto Galgendu. Ini sebenarnya merupakan aktualisasi pengalaman spiritual beliau kurang lebih 23 tahun. Sekitar tahun 2002, beliau itu memiliki kemampuan bahasa bumi," ujar Ketua Penyelenggara, Setiawan Subenuh.

Setiawan menjelaskan, GMRI merupakan gerakan kesadaran spiritual yang berakar dari gagasan tokoh-tokoh nasional seperti Sinuwun Paku Buwono XII, Gus Dur, Bhante Panyavaro, M. Habib Chirzin, dan Sri Eko sendiri.

Baca Juga: DPRD DKI Jakarta Desak Audit BUMD Usai Dirut Food Station Jadi Tersangka

Gerakan ini lahir di Solo dengan keyakinan bahwa manusia adalah makhluk mulia yang diberi akal budi, cinta kasih, moral, dan potensi menjadi khalifah di Bumi.

“KITAB MA HA IS MA YA” berisi doa dan syair bertajuk “Ayat Diri” untuk 79 tokoh mulia, baik yang hidup maupun yang telah wafat. Kitab ini ditulis dalam “Bahasa Bhumi” atau “Bahasa Aji Saka”, lalu diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia oleh Sri Eko.

Para tokoh yang turut didoakan dalam acara ini, antara lain Proklamator Bangsa Ir. Soekarno, DR. H. Muhammad Hatta, Margono Djoyohadikoesuma, H.M. Soeharto, KGPAA Mangkunegara I, Sri Susuhunan Pakubuwana XII, Sri Sultan Hamengkubuwono IX, dan Abdurrahman Wahid.

"Saya kira kegiatan ini belum pernah dilakukan oleh siapa pun dan oleh lembaga mana pun sehingga ide dan gagasan ini ‘original’ untuk memperoleh rekor penghargaan nasional dan internasional," lanjut Setiawan.

Syair-syair setebal 300 halaman A4 dibacakan secara bergilir selama lebih dari 20 jam. Ini menjadi acara perdana yang dilakukan Sri Eko dalam skala seperti ini dan berpeluang masuk rekor nasional maupun internasional.

Baca Juga: Tarif Transportasi Umum di Jakarta Hanya Rp80 saat HUT ke-80 RI

Setiawan berharap acara ini dapat melahirkan penerbitan “KITAB MA HA IS MA YA”, sekaligus membangkitkan kesadaran spiritual dan sosial lintas tokoh agama, politik, budaya, dan masyarakat.

"Acara ini bertujuan menghidupkan kembali nilai-nilai spiritualitas dan kearifan lokal, menumbuhkan kesadaran tanggung jawab hidup berkelanjutan, serta menginspirasi pemimpin yang selaras dengan alam dan kemanusiaan," ujarnya.

Sri Eko, yang juga dikenal sebagai pemimpin spiritual Nusantara, tampil dengan beskap putih gading dan penutup kepala senada. Ia tampak khusyuk saat membacakan syair dan doa yang dipersembahkan untuk para peserta.

"Kesetiaan adalah cinta daripada suatu makna, karena dengan setia kita akan kemudian berada dengan kejujuran dan takwa serta penantian adalah sebuah makna yang kemudian tertulis di sini," ucap Sri Eko.

Tags:
GMRISri Eko Sriyanto GalgenduKITAB MA HA IS MA YAAntara Heritage CenterJakarta Pusat

Ali Mansur

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor