POSKOTA.CO.ID - Pendidikan modern tidak lagi menjadikan siswa sebagai objek pembelajaran pasif yang hanya menerima informasi dari guru. Sebaliknya, pendekatan pembelajaran abad ke-21 mengusung prinsip berpihak pada murid, di mana peserta didik menjadi pusat dari proses belajar.
Konsep ini menekankan pentingnya pengalaman, rasa ingin tahu, serta partisipasi aktif siswa dalam membangun pengetahuan.
Mengapa pendekatan ini penting? Karena dunia terus berubah dengan cepat, dan siswa masa kini membutuhkan lebih dari sekadar hafalan.
Mereka harus dibekali dengan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kolaborasi, serta kemampuan belajar sepanjang hayat. Maka, pembelajaran yang berpihak pada murid adalah sebuah kebutuhan mendesak, bukan sekadar tren sementara.
Baca Juga: 1 Agustus Memperingati Hari Apa? Ini Sejarah National Girlfriend Day
Pendekatan ini menyentuh esensi pendidikan sebagai proses memanusiakan manusia. Guru tidak lagi menjadi satu-satunya sumber kebenaran, melainkan menjadi pendamping yang memfasilitasi eksplorasi dan pertumbuhan siswa.
Murid dipandang sebagai individu yang utuh, dengan potensi, minat, dan keunikan masing-masing.
Ini bukan sekadar tentang mengganti metode. Ini tentang mengubah cara kita memandang anak-anak: bahwa mereka mampu menentukan arah belajarnya sendiri, bahwa suara mereka penting, dan bahwa mereka layak mendapatkan ruang untuk berkembang secara otentik.
Contoh Aktivitas Pembelajaran yang Berpihak pada Murid
Berikut ini lima contoh aktivitas yang dapat diterapkan di ruang kelas, lengkap dengan penjelasan, contoh konkret, dan manfaatnya dari sudut pandang siswa.
1. Flipped Classroom (Kelas Terbalik): Membebaskan Waktu Kelas untuk Eksplorasi
Apa itu?
Metode ini membalik pola tradisional. Siswa mempelajari materi dasar di rumah melalui video atau bacaan, lalu menggunakan waktu di kelas untuk diskusi, praktik, atau kolaborasi.
Contoh Praktik:
Siswa kelas 5 SD belajar tentang siklus air lewat video YouTube yang ditonton di rumah. Ketika di kelas, mereka membuat diagram siklus air dalam kelompok, dan mendiskusikan bagaimana perubahan iklim bisa mempengaruhi proses tersebut.
Manfaat bagi Siswa:
- Lebih mandiri dalam memahami materi
- Waktu kelas lebih bermakna untuk memperdalam pemahaman
- Mendorong tanggung jawab dan kontrol atas proses belajar
2. Collaborative Learning: Belajar Lewat Kolaborasi
Apa itu?
Pembelajaran kolaboratif menempatkan siswa dalam kelompok untuk menyelesaikan tugas, mendiskusikan topik, atau merancang solusi bersama.
Contoh Praktik:
Dalam pelajaran sejarah, siswa membentuk kelompok dan meneliti peristiwa Proklamasi Kemerdekaan. Setiap siswa memiliki peran: meneliti tokoh, mengumpulkan sumber primer, atau membuat infografik peristiwa.
Manfaat bagi Siswa:
- Mengembangkan keterampilan sosial dan komunikasi
- Belajar dari perspektif teman sebaya
- Merasa dihargai dan punya peran dalam kelompok
3. Gamification: Menghidupkan Pembelajaran dengan Nuansa Permainan
Apa itu?
Gamifikasi menggunakan elemen permainan dalam kegiatan belajar, seperti poin, level, atau penghargaan.
Contoh Praktik:
Dalam pelajaran matematika, siswa mengikuti “Math Quest” di mana mereka mengumpulkan poin setiap menyelesaikan soal. Level tertentu membuka teka-teki lanjutan yang lebih menantang.
Manfaat bagi Siswa:
- Meningkatkan motivasi dan antusiasme
- Mengurangi tekanan belajar
- Menumbuhkan ketekunan saat menghadapi tantangan
4. Inquiry-Based Learning: Bertanya, Meneliti, dan Menemukan Jawaban Sendiri
Apa itu?
Siswa tidak hanya menerima informasi, tapi bertanya, menyelidiki, dan menemukan pengetahuan melalui pengalaman eksploratif.
Contoh Praktik:
Dalam pelajaran IPA, siswa bertanya, “Kenapa daun berubah warna saat musim kemarau?” Mereka melakukan eksperimen, mengamati daun di lingkungan sekitar, dan menyimpulkan hasil penelitian secara kelompok.
Manfaat bagi Siswa:
- Memupuk rasa ingin tahu alami
- Melatih berpikir kritis dan metodologi ilmiah
- Membangun kepercayaan diri melalui penemuan pribadi
5. Project-Based Learning (PBL): Menghubungkan Kelas dengan Dunia Nyata
Apa itu?
PBL melibatkan siswa dalam proyek jangka panjang yang memecahkan masalah nyata dan menghasilkan produk otentik.
Contoh Praktik:
Siswa SMP menjalankan proyek “Sekolah Bebas Sampah Plastik”. Mereka merancang kampanye, melakukan survei penggunaan plastik, membuat video edukatif, dan menyajikannya kepada komunitas sekolah.
Manfaat bagi Siswa:
- Mengembangkan kepemimpinan dan inisiatif
- Merasakan relevansi langsung dari pembelajaran
- Membangun portofolio nyata yang membanggakan
Baca Juga: Tenggelam di Kali Ciliwung, Anak 13 Tahun Ditemukan Tewas
Memaknai Ulang Peran Guru: Dari Pengajar ke Fasilitator
Dalam pendekatan berpihak pada murid, peran guru bergeser menjadi fasilitator dan pembimbing. Guru tidak lagi mendominasi alur pembelajaran, melainkan membuka ruang dialog, refleksi, dan eksplorasi. Guru membantu siswa menggali potensi mereka, bukan hanya menilai hasil akhir.
Salah satu tantangan terbesar adalah melepaskan kontrol mutlak atas kelas. Tapi justru di situlah letak keajaibannya—ketika murid diberikan kepercayaan, mereka sering kali melampaui ekspektasi.
Pembelajaran yang berpihak pada murid bukan soal metode belaka. Ia adalah filosofi mendasar tentang bagaimana kita menghargai anak-anak sebagai individu yang utuh. Melalui aktivitas seperti flipped classroom, collaborative learning, gamification, inquiry-based learning, dan project-based learning, kita bukan hanya mengajarkan pelajaran. Kita membentuk manusia.
Dalam dunia yang semakin kompleks dan penuh tantangan, pendidikan seperti ini akan melahirkan generasi yang tak hanya pintar, tetapi juga bijak, berempati, dan tangguh. Sudah saatnya kelas-kelas kita bertransformasi—bukan sekadar menjadi tempat belajar, tapi menjadi ruang tumbuh bersama.
Jika Anda seorang guru, kepala sekolah, atau orang tua yang peduli akan masa depan anak, inilah waktu terbaik untuk mulai menerapkan prinsip pembelajaran berpihak pada murid. Sederhanakan dulu, mulai dari satu aktivitas, lalu rasakan perubahannya.
Karena pada akhirnya, pembelajaran terbaik bukan yang membuat anak tahu banyak hal, tetapi yang membuat mereka ingin terus belajar sepanjang hidupnya.