Baca Juga: Profil Steffi Zamora yang Bakal Nikah dengan Nino Fernandez, Terpaut Usia 17 Tahun
Bukan Soal Kata, Tapi Integritas Karya
Nadin menegaskan bahwa masalah utamanya bukan pada penggunaan kata Bertaut secara terpisah, melainkan pada penggabungan tiga elemen yang secara keseluruhan menyerupai karakter karyanya.
"Penggunaan judul Bertaut Rindu sendirian tidak akan masalah. Tapi ketika digabung dengan tagline dan soundtrack yang sangat mirip dengan lagu saya, itu sudah bukan kebetulan," tambahnya.
Ia juga menekankan bahwa tujuannya bukan mempersoalkan hak cipta atas kata umum, melainkan menuntut penghargaan terhadap etika berkesenian.
"Aku yakin 100 persen dan percaya bahwa penggunaan kata Bertaut itu tidak ada batasnya, dan tidak bisa di-hakciptakan oleh siapapun. Sebagai sesama pelaku seni, aku tidak mempermasalahkan penggunaan kata Bertaut pada judul karya Kak Tian, tentu karena siapa pula aku untuk punya masalah terhadap itu," bebernya.
Mengapa Harus Tiga Elemen Sekaligus?
Nadin mempertanyakan alasan di balik keputusan Sinemart Pictures menggunakan kombinasi judul, tagline, dan soundtrack yang sangat mirip dengan karyanya.
"Bisa dimengerti bahwa saat judulnya saja Bertaut Rindu dan elemen lainnya berbeda, tidak akan menjadi masalah. Tapi ko bisa ya pihak PH menggunakan gabungan dari ketiga elemen tersebut bersamaan?" tukasnya.
"Penggunaan judul Bertaut Rindu dengan sendirinya saja adalah hal lumrah, tapi keputusan PH untuk menggabungkan ketiga elemen yang saya sebutkan di atas, menurut saya adalah sebuah keputusan culas," tandas Nadin Amizah.
Tuntutan Nadin: Transparansi dan Etika Kreasi
Nadin menegaskan bahwa ia tidak berniat memperkarakan hal ini secara hukum, melainkan mendorong dialog terbuka tentang pentingnya menghormati karya seni orang lain.
Ia berharap insiden ini menjadi pembelajaran bagi industri kreatif agar lebih memperhatikan proses kolaborasi yang adil dan transparan.
Sampai berita ini diturunkan, Sinemart Pictures belum memberikan pernyataan resmi terkait tuntutan Nadin Amizah.