Layanan Kesehatan Jadi Fokus Utama! Gus Fawait Sebut Pelayanan Prima Kunci Citra Baru Jember (Sumber: Instagram/@dinas_kominfo_kab_jember)

HIBURAN

Gus Fawait Kunjungi Ambulu: Soroti Layanan Kesehatan dan Dorong Transformasi Citra Pelayanan Publik di Jember

Senin 28 Jul 2025, 06:56 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Jember kembali menggulirkan program unggulannya, Bupati Ngantor di Desa dan Kelurahan (Bunga Desaku), dengan menjadikan Kecamatan Ambulu sebagai titik fokus pada 27–28 Juli 2025.

Di bawah kepemimpinan Bupati Hendy Siswanto atau yang akrab disapa Gus Fawait, program ini tak hanya menjadi sarana inspeksi mendadak, namun juga ajang komunikasi langsung antara pemimpin daerah dengan warganya di tingkat akar rumput.

Dalam kunjungan perdananya di Ambulu, Gus Fawait memulai aktivitas dari Puskesmas setempat, melakukan pengecekan terhadap pelayanan dan fasilitas kesehatan. Baginya, puskesmas bukan hanya pusat layanan medis, tetapi wajah nyata dari pemerintahan yang hadir bagi rakyatnya.

Baca Juga: Sinopsis dan Daftar Pemain Film Ghost in The Cell dari Joko Anwar, Dibintangi Abimana hingga Aming

Lebih dari Sekadar Kunjungan, Ini Wujud Kepemimpinan yang Turun ke Lapangan

Berbeda dengan pendekatan birokrasi konvensional yang kerap bersifat administratif dari balik meja, Bunga Desaku menyodorkan model kepemimpinan yang berani mendobrak zona nyaman. Gus Fawait, secara langsung menginspeksi fasilitas puskesmas, mengecek kebersihan ruang tunggu, kualitas pelayanan, hingga kenyamanan ruang rawat.

"Jika setiap hari seperti ini, puskesmas ini memang luar biasa. Tadi saya naik tangga, pegangan tangganya bersih, dan ada ruang yang ber-AC," ujar Gus Fawait, memberikan apresiasi sekaligus motivasi kepada tenaga kesehatan di sana.

Mendorong Universal Health Coverage (UHC) dari Pusat Layanan Terdekat

Lebih dari sekadar inspeksi, Gus Fawait menyisipkan pesan strategis tentang pentingnya komitmen seluruh tenaga kesehatan untuk mendukung program Universal Health Coverage (UHC). Program kesehatan unggulan ini bertujuan memastikan seluruh warga Jember mendapat akses layanan kesehatan secara merata dan layak, tanpa terkecuali.

Pemerintah Kabupaten Jember bahkan telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp400 miliar untuk mendukung cakupan UHC. Dana ini diharapkan mampu menyentuh fasilitas, SDM, hingga jaminan pelayanan kesehatan masyarakat di desa dan kelurahan.

"Saya tidak bisa melakukannya sendiri. Maka dari itu, saya datang ke sini untuk meminta dukungan dari seluruh jajaran puskesmas agar memberikan layanan terbaik kepada masyarakat,” tegasnya.

Batik, Guru Ngaji, hingga Sarasehan: Merajut Komunitas dalam Satu Napas

Tak hanya fokus pada aspek kesehatan, Gus Fawait juga menyusuri berbagai lapisan masyarakat di hari pertama program Bunga Desaku. Kunjungan ke industri rumahan Batik Rezti menjadi simbol kepedulian terhadap UMKM lokal dan ekonomi kreatif.

Selanjutnya, Gus Fawait bersilaturahmi dengan para guru ngaji di Balai Desa Tegal Sari, mengapresiasi peran penting mereka dalam pendidikan karakter dan spiritual anak-anak Jember.

Pada malam harinya, Gus Fawait hadir dalam Apel Sholawat Kebangsaan di Lapangan Sumberejo, menegaskan sinergi antara spiritualitas, budaya lokal, dan nilai-nilai kebangsaan. Ia juga mengikuti sarasehan bersama para kepala desa dari Kecamatan Ambulu, Wuluhan, dan Tempurejo di lokasi wisata Watu Ulo membahas langsung isu pembangunan dari perspektif para pemimpin lokal.

Membangun dari Pinggiran

Program seperti Bunga Desaku seolah menjadi “laboratorium sosial” bagi pemerintah daerah untuk menampung aspirasi tanpa filter, sekaligus menunjukkan wajah humanis dari birokrasi. Di sinilah kita menyaksikan seorang pemimpin tidak lagi sekadar memberikan arahan dari podium, melainkan benar-benar hadir dan mendengar.

Kehadiran langsung seperti ini memiliki kekuatan simbolik yang besar. Masyarakat merasa diperhatikan, aparat desa merasa diakui, dan para pelaku UMKM merasa diprioritaskan. Dalam jangka panjang, hal ini menciptakan trust-building yang menjadi fondasi kuat pembangunan partisipatif.

Mengapa Program Ini Relevan Secara Nasional?

Meskipun skala program ini masih bersifat regional, pendekatan Bunga Desaku sangat relevan untuk direplikasi di berbagai daerah lain di Indonesia. Beberapa alasannya:

  1. Dekatkan Pemerintah dengan Rakyat: Banyak keluhan publik berasal dari kurangnya interaksi langsung antara pejabat dan masyarakat. Program ini menutup jarak tersebut.
  2. Efektif untuk Evaluasi Layanan Publik: Tanpa harus menunggu laporan berjenjang, kepala daerah bisa langsung melihat kondisi lapangan.
  3. Mendorong Transparansi dan Akuntabilitas: Ketika pimpinan datang tanpa pemberitahuan, layanan menjadi lebih siap dan profesional.
  4. Memperkuat Pemerataan Pembangunan: Daerah terpencil pun bisa mendapat perhatian yang sama dengan pusat kota.

Baca Juga: Tidak Ada Pemotongan Bansos, Penyaluran PKH dan BPNT Kini Ditujukan untuk Kelompok Desil 1-4

Agenda Hari Kedua: Penguatan Komitmen dan Konsolidasi Lintas Sektor

Pada hari kedua (28 Juli 2025), program ini dijadwalkan melibatkan forum konsolidasi lintas sektor, termasuk pertemuan dengan tokoh masyarakat, kelompok tani, pelaku UMKM, dan guru PAUD. Fokusnya adalah mendengarkan secara langsung berbagai persoalan lokal dan menjajaki solusi kolaboratif.

Diharapkan, hasil dari pertemuan-pertemuan ini tidak hanya menjadi laporan, melainkan ditindaklanjuti dalam bentuk program strategis lintas OPD (Organisasi Perangkat Daerah).

Program Bunga Desaku bukan sekadar “show of power,” melainkan “show of care.” Ketika seorang pemimpin turun ke desa, mengecek puskesmas, mengunjungi pengrajin batik, menyapa guru ngaji, dan berdiskusi dengan kades itu adalah narasi politik yang menyentuh manusia, bukan sekadar angka dan data.

Di tengah tantangan pembangunan yang kompleks, pendekatan seperti ini membuktikan bahwa kemajuan bisa dibangun bukan hanya dari gedung tinggi dan jalan tol, tapi dari kontak langsung, kepedulian nyata, dan dialog sejajar antara pemimpin dan rakyatnya.

Tags:
Program unggulan Pemkab JemberUniversal Health Coverage JemberPuskesmas AmbuluGus Fawait AmbuluBunga Desaku Jember

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor