BOGOR, POSKOTA.CO.ID - Pasangan suami istri (pasutri) Koh Wie Heng dan Lena, selamat dari kebakaran yang hampir merengut nyawa mereka di RT 02 RW 09 Kampung/Desa Tonjong, Kecamatan Tajurhalang, Kabupaten Bogor, pada Selasa malam, 22 Juli 2025.
Kebakaran melanda rumah mereka Atmaja dan Lena yang selama ini, juga dijadikan sebagai pabrik atau tempat usaha pembuatan keripik pada Selasa malam, 22 Juli 2025, sekitar pukul 23.00 WIB.
Akibat dari kebakaran yang menghanguskan seluruh bangunan pabrik, Wie Heng, 66 tahun, kini memikirkan nasib para pekerjanya yang terancam menganggur.
"Tidak ada yang bisa diselamatkan dari kebakaran. Sehingga nasib 15 karyawan rata-rata warga sini untuk sementara diliburkan dulu," tuturnya.
Baca Juga: Anggota DPRD Hilda Kusuma Dewi Pastikan Bantuan untuk Korban Kebakaran Tambora Tepat Sasaran
Untuk sementara, Wie Heng akan mengusahakan untuk membangun kembali tempat usahanya yang terbakar agar bisa kembali produksi.
"Usaha mulai dari tahun 2000, ada musibah kebakaran ini. Nanti untuk sementara akan kami bangun dengan alat seadannya supaya produksi keripik bisa berjalan seperti sedia kala supaya para karyawan ada pemasukan untuk dapat memenuhi kebutuhan buat keluarga," tuturnya.
Koh Wie Heng alias Atmaja, menceritakan peristiwa kebakaran yang melumat seluruh bangunan, termasuk barang-barang di tempat pembuatan makanan ringan keripik.
Pada saat kejadian, lanjut Wie Heng, baru mau masuk ke dalam kamar bersama istrinya, Lena. Namun, tiba-tiba listrik mati dan membuat lampu kamar gelap.
"Mau mengecek lampu mati apa karena listrik jepret (korsleting) atau karena yang lain, mencoba keluar rumah melihat lampu toko depan hidup," ujar Wie Heng kepada Poskota di lokasi kejadian, Rabu sore, 23 Juli 2025.
"Setelah itu, istri melihat dari kisi-kisi pagar api sudah muncul membakar bagian gudang tempat penyimpanan bahan baku keripik," kata Wie Heng.
Baca Juga: Pasutri Lansia Selamat dari Kebakaran Rumah di Bogor
Api dengan cepat membesar, dirinya bersama istri dan kedua putrinya yang baru mau tidur bergegas menyelamatkan diri dengan keluar rumah.
"Api sudah membesar di gudang. Lalu merembet ke seisi ruangan sampai tidak ada yang tersisa. Luas bangunan yang terbakar berukuran 8x 20 meter (150 meter)," katanya.
Akibat kebakaran ini, Wie Heng mengaku, mengalami kerugian sekitar Rp400 juta karena bahan baku mentah pembuatan keripik yang sudah jadi, mesin pengolahan keripik, dan alat lainnya terbakar.
Untuk sementara Wie Heng, istri, dan kelima anaknya akan tinggal di rumah yang ada berdempetan dengan pabrik yang terbakar.