Banyak orang terjebak dalam spekulasi karena tergiur cerita teman atau peluang yang tampak menguntungkan.
Padahal, risiko kehilangan modal sangat besar jika Anda berinvestasi pada hal yang tidak dipahami.
2. Investasi Hanya pada yang Anda Pahami
Prinsip ini disebut circle of competence. Investasi yang cerdas berarti menempatkan modal pada instrumen atau sektor yang benar-benar Anda mengerti.
Jika Anda tidak paham bagaimana sebuah bisnis berjalan, lebih baik katakan “tidak” daripada memaksakan diri.
Banyak investor gagal karena terlalu percaya diri dan meremehkan risiko. Keputusan seperti ini hampir selalu berakhir dengan kerugian.
Sebaliknya, jika Anda paham betul dunia perbankan, properti, atau energi terbarukan, fokuslah di sana.
Menjadi ahli di satu bidang lebih baik daripada mencoba menguasai semua. Ini akan membuat pengambilan keputusan investasi lebih tajam dan mengurangi risiko spekulasi buta.
Baca Juga: Viral! Banjir Underpass Kawasan Industri MM2100 Cikarang Airnya Bening, Netizen: Kayak Kolam Renang!
3. Pikirkan Jangka Panjang
Investasi bukan sprint, melainkan maraton. Kekayaan tidak datang dalam semalam, tetapi dibangun sedikit demi sedikit melalui proses disiplin dan sabar.
Prinsip bunga majemuk atau compounding adalah kunci utama dalam membangun kekayaan jangka panjang.
Contoh nyata adalah Warren Buffett, yang baru mencapai puncak kekayaannya setelah puluhan tahun berinvestasi.
Pola pikir jangka panjang akan membantu Anda menghindari godaan untuk mencairkan investasi demi gaya hidup sesaat.