Timothy memaparkan tujuh tahapan yang memperlihatkan bagaimana sistem uang fiat memperlebar kesenjangan ekonomi:
- Gaji dalam Bentuk Uang Fiat
Sebagian besar masyarakat menerima penghasilan dalam bentuk uang fiat, yang nilainya terus menurun seiring waktu.
- Bank Sentral Mencetak Lebih Banyak Uang
Untuk menstimulasi ekonomi atau mengatasi krisis, bank sentral menambah pasokan uang, namun hal ini justru memicu inflasi.
- Harga Aset Melambung Tinggi
Akibat inflasi, harga properti, saham, dan aset lainnya melonjak, membuatnya semakin sulit diakses oleh masyarakat menengah ke bawah.
- Daya Beli Melemah
Uang yang dimiliki masyarakat bernilai semakin kecil, sehingga kemampuan membeli barang dan jasa berkurang.
- Kesulitan Membeli Aset
Kenaikan harga aset membuat masyarakat yang belum memiliki aset kesulitan untuk berinvestasi, sementara pemilik modal dapat terus mengakumulasi kekayaan.
- Pemilik Aset Semakin Kaya
Mereka yang sudah memiliki aset diuntungkan karena nilai kekayaannya meningkat seiring inflasi.
- Kesenjangan Semakin Lebar
Akhirnya, yang kaya semakin kaya, sementara yang miskin semakin sulit keluar dari jerat kemiskinan.
Baca Juga: Cuma Gaji UMR Apakah Bisa Kaya? Ini 4 Strategi Jitu Timothy Ronald Meraih Kekayaan
Solusi untuk Masyarakat: Kelola Keuangan dengan Bijak
Timothy menekankan pentingnya literasi finansial untuk menghadapi tantangan ini. "Masyarakat harus mulai berpikir strategis, tidak hanya mengandalkan gaji, tetapi juga berinvestasi pada aset yang tahan inflasi," ujarnya.
Beberapa langkah yang bisa diambil antara lain:
- Investasi pada Aset Riil seperti properti, emas, atau logam mulia.
- Diversifikasi Portofolio dengan berinvestasi di saham, reksadana, atau bisnis produktif.
- Meningkatkan Keterampilan untuk menambah sumber penghasilan.
Analisis Timothy menuai beragam tanggapan. Sebagian warganet mengapresiasi penjelasannya yang mudah dipahami, sementara beberapa ekonom mengingatkan bahwa solusi tidak sesederhana meninggalkan uang fiat.