POSKOTA.CO.ID - Seiring meleknya terkait literasi finansial serta perkembangan teknologi yang memudahkan akses, kini banyak orang yang mulai terjun berinvestasi.
Investasi ini dilakukan bahkan oleh orang-orang yang masih “Pemula”. Meski begitu, banyak investor pemula yang masih bingung memulai.
Pakar UNAIR dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Dr Wisudanto memberikan sebuah panduan bagi pemula untuk memulai berinvestasi.
Tips Investasi dari Pakar UNAIR
Wisudanto menerangkan ada lima poin yang mesti dipahami oleh investor pemula sebelum memulai, sebagaimana dikutip dari laman UNAIR, yaitu:
Memilih Instrumen Investasi yang Tepat untuk Pemula
Dunia investasi menawarkan beragam pilihan instrumen yang dapat disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan keuangan Anda.
Untuk investasi pemula, penting memahami karakteristik masing-masing instrumen:
- Investasi Real Estate: Tanah, rumah, dan apartemen menjadi pilihan investasi jangka panjang yang relatif stabil. Namun, membutuhkan modal besar dan likuiditas rendah.
- Investasi Perbankan: Deposito menawarkan return yang pasti dengan risiko minimal, cocok untuk pemula yang mengutamakan keamanan dana.
- Investasi Pasar Modal: Saham dan sekuritas memberikan potensi return tinggi namun dengan risiko yang sebanding.
Baca Juga: Prinsip Sukses Investasi Ala Timothy Ronald: Rahasia Kekayaan Ada di Disiplin!
"Sebelum memilih instrumen investasi, pemula harus memahami tiga dimensi risiko utama: waktu, return, dan aset," kata Wisudanto.
Menurutnya, investasi saham memiliki karakteristik tidak likuid dan fluktuatif. Harga saham hari ini tidak bisa dijamin akan sama dengan harga esok hari.
Oleh karena itu, investasi saham cocok untuk strategi jangka panjang, bahkan bisa seumur hidup perusahaan.
"Khusus untuk investasi pasar modal, gunakan dana yang tidak akan dibutuhkan dalam waktu kurang dari satu tahun,”ujarnya.
Baca Juga: Kenapa Banyak Orang Gagal Investasi? Timothy Ronald Jawab dengan 3 Prinsip Ini
Ia pun tidak merekomendasikan trading bagi investor yang menganut prinsip syariah, karena sifatnya spekulatif dan tidak memiliki dasar transaksi yang jelas.
Pahami Produk Investasi Secara Mendalam
Sebelum memutuskan berinvestasi, lakukan riset mendalam tentang produk yang akan dibeli seperti:
- Profil Perusahaan: Produk atau layanan yang ditawarkan
- Sumber Pendapatan: Dari mana perusahaan memperoleh keuntungan
- Proses Bisnis: Bagaimana perusahaan menjalankan operasionalnya
- Kinerja Keuangan: Laporan keuangan dan proyeksi masa depan
Bagi investor yang ingin berinvestasi sesuai prinsip syariah, pastikan perusahaan terdaftar dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh OJK.
Baca Juga: Investasi Crypto Aman, Gunakan Strategi ala Timothy Ronald
Selain itu, teliti sumber pendapatan perusahaan untuk memastikan kesesuaian dengan prinsip syariah.
"Jangan terburu-buru berinvestasi. Perbanyak literasi keuangan, pahami aset dan produk, serta ikuti seminar dari lembaga terpercaya," kata Wisudanto.
Verifikasi Keabsahan Lembaga Investasi
Langkah krusial yang sering diabaikan pemula adalah memverifikasi legalitas lembaga investasi.
Kendati demikian pastikan izin resmi, regulasi serta rekam jejak perusahaan memiliki reputasi yang baik dalam industri yang sedang dijalani.
Untuk memverifikasi, Anda bisa menggunakan jasa notaris bagi yang hendak berinvestasi di properti.
Kemudian, memverifikasi platform pasar modah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) jika terjun dalam pasar modal.
Lebih lanjut, berkonsultasi dengan ahli serta meminta saran atau petunjuk sebelum terjun berinvestasi.
"Untuk memastikan keabsahan lembaga investasi, selalu konsultasikan dengan instansi yang berwenang," tutur Wisudanto.
Baca Juga: Lebih dari Sekadar Tren: Memulai Investasi Crypto dari Dasar Bersama Timothy Ronald
Kuasai Analisis Fundamental Jangka Panjang
Analisis fundamental merupakan kunci sukses investasi saham jangka panjang. Beberapa rasio penting yang harus dipahami, yaitu:
- Return on Investment (ROI): Mengukur efisiensi perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari investasi yang ditanamkan.
- Return on Equity (ROE): Menilai kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari modal pemegang saham.
Contohnya, saham perusahaan nikel yang saat ini dihargai Rp2.800 per lembar berpotensi naik menjadi Rp8.000 per lembar karena meningkatnya kebutuhan baterai untuk laptop, ponsel, dan mobil listrik.
"Yang paling penting saat membeli saham adalah mempertimbangkan future value atau potensi perusahaan di masa depan," ujarnya.
Baca Juga: Tiga Prinsip Investasi untuk Membangun Kekayaan Berkelanjutan ala Timothy Ronald
Investasi Terbaik: Ilmu Pengetahuan dan Waktu
Wisudanto menekankan bahwa investasi paling berharga adalah waktu dan ilmu pengetahuan. Di usia muda, manfaatkan waktu untuk mempelajari terkait literasi finansial seperti:
- Belajar Kontinyu: Perbanyak membaca literatur keuangan dan investasi
- Mengikuti Edukasi: Ikuti seminar dan kursus investasi dari lembaga terpercaya
- Membangun Network: Bergabung dengan komunitas investor untuk berbagi pengalaman
"Manfaatkan waktu yang dimiliki sekarang, karena usia tidak akan kembali lagi. Banyak belajar dan membaca, khususnya untuk kemaslahatan di masa mendatang, adalah investasi yang paling berharga," kata Wisudanto.
Memulai investasi untuk pemula memang membutuhkan persiapan matang dan edukasi yang cukup.
Penting diingat, investasi yang sukses dimulai dari pemahaman yang mendalam dan kesabaran dalam menjalankan strategi jangka panjang.
Disclaimer: Artikel ini hanya berupa informasi umum dan bukan ajakan untuk berinvestasi. Segala keputusan investasi bukan tanggung jawab redaksi Poskota.