Bagi yang baru ingin memulai, Timothy membagikan beberapa langkah dasar agar tidak terjebak dalam euforia semu:
- Pelajari Dulu, Jangan Langsung Investasi
Sebelum membeli aset crypto, pahami dulu apa itu cryptocurrency, teknologi blockchain, dan berbagai jenis token di pasaran. Jangan terburu-buru membeli hanya karena ikut-ikutan orang lain.
"Kenali istilah seperti Bitcoin, Ethereum, altcoin, stablecoin, hingga smart contract. Jangan beli token yang bahkan tidak kamu pahami fungsinya," pesan Timothy.
Sumber belajar seperti YouTube, podcast, artikel, dan komunitas crypto bisa sangat membantu jika digunakan secara kritis.
- Gunakan Uang yang Siap Rugi
Prinsip utama investasi crypto adalah jangan pakai uang kebutuhan pokok. Pasar crypto sangat fluktuatif, harga bisa naik-turun drastis dalam hitungan jam.
"Gunakan uang dingin dana yang jika hilang tidak mengganggu keuanganmu," tegasnya.
Mulailah dengan nominal kecil, misalnya Rp100.000 atau Rp500.000, untuk merasakan dinamika investasi tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.
- Pilih Exchange yang Legal di Bappebti
Di Indonesia, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) telah mengatur sejumlah platform jual-beli crypto. Pastikan memilih exchange yang terdaftar untuk keamanan transaksi.
"Jangan tergiur platform luar negeri yang tidak jelas. Jika terjadi masalah, dana bisa hilang tanpa perlindungan hukum," jelasnya.
Baca Juga: Cara Untung Jutaan di Crypto Tanpa Banyak Mikir!
- Jaga Keamanan Aset Crypto
Setelah membeli crypto, pelajari cara menyimpannya dengan aman. Ada dua jenis dompet digital: hot wallet (terkoneksi internet) dan cold wallet (offline).
"Pahami cara menyimpan aset dengan benar. Jika exchange diretas, asetmu bisa hilang. Pelajari juga tentang private key dan seed phrase," katanya.