Kisah Sukses Timothy Ronald: Dari Pembelian Bitcoin Pertama di IndoDax hingga Mendirikan Exchange Sendiri

Selasa 15 Jul 2025, 08:27 WIB
Alasan Timothy Ronald Mendirikan Exchange Kripto Lokal Setelah Berkarier Bersama IndoDax (Sumber: Instagram/@timothyronald)

Alasan Timothy Ronald Mendirikan Exchange Kripto Lokal Setelah Berkarier Bersama IndoDax (Sumber: Instagram/@timothyronald)

POSKOTA.CO.ID - Tak banyak orang yang berani bercerita secara terbuka tentang titik awal perjalanannya dengan Bitcoin. Namun, Timothy Ronald adalah salah satu sosok yang transparan mengenai bagaimana aset digital ini mengubah arah hidupnya. Dalam lebih dari dua puluh lima episode konten edukasi yang ia produksi, Timothy kerap menyebut exchange pertama yang membantunya mendapatkan akses membeli Bitcoin: IndoDax.

IndoDax bukan hanya sekadar platform pertukaran aset kripto. Bagi Timothy, layanan itu menjadi jembatan menuju pemahaman baru tentang bagaimana nilai ekonomi bisa disimpan, dipertahankan, bahkan berkembang di luar sistem konvensional yang sudah ia anggap kurang relevan.

Dalam salah satu episodenya, Timothy berkata:

“Tanpa ada Bitcoin, tidak akan ada Timothy yang hari ini bisa ngomong di kamera. Saya enggak punya tempat untuk nge-freeze economic value saya ke masa depan.”

Kalimat ini sederhana tapi menyimpan makna mendalam. Ia mewakili banyak orang yang merasa nilai kerja kerasnya lambat laun tergerus inflasi, biaya hidup, dan kebijakan ekonomi yang tak selalu berpihak pada individu kecil.

Baca Juga: 7 HP Flagship Bekas Mulai 2 Jutaan yang Masih Tangguh Dipakai di Tahun 2025

Perspektif Unik: Manusia dan Kebutuhan Mempertahankan Nilai

Melansir dari channel Youtube Shorts @Timothy Ronald berjudul "Tempat Baru #Bitcoin", membuat kita berhenti sejenak untuk merenung, obsesi manusia terhadap uang tidak selalu soal keserakahan. Sering kali, ini adalah refleksi ketakutan akan ketidakpastian. Saat seseorang mulai memikirkan bagaimana caranya menjaga hasil kerja bertahun-tahun agar tidak habis dimakan inflasi, ia mencari instrumen yang bisa menyimpan nilainya secara lebih adil.

Bitcoin bagi banyak orang di generasi baru bukan sekadar alat spekulasi. Ia semacam “brankas digital” yang menawarkan alternatif ketika dunia finansial tradisional terasa semakin sulit dipahami atau dijangkau.

Dari perspektif ini, Timothy bukan hanya membangun bisnis. Ia mencoba memecahkan satu pertanyaan:
“Bagaimana caranya semua orang, tak peduli latar belakang atau jumlah uangnya, bisa ikut merasakan potensi Bitcoin?”

Dari Coba-coba Saham hingga Fractional Bitcoin

Timothy pun mengaku sudah pernah menjajal berbagai cara mempertahankan nilainya: mencoba investasi saham, mengamati instrumen konvensional, hingga tak jarang mencicipi kerugian yang membuatnya harus mencari opsi lain.

Ketika Bitcoin muncul dalam hidupnya, ia menemukan kesempatan yang lebih demokratis. Dengan model fractional ownership, siapa pun kini bisa membeli sebagian kecil Bitcoin tanpa harus menunggu punya modal puluhan juta rupiah.


Berita Terkait


News Update