Ternyata Ini Jawaban Teka-Teki MPLS 2025! Snack Aplikasi hingga Biskuit 3D Bikin Penasaran (Sumber: Pinterest)

HIBURAN

MPLS 2025: Arti Snack Aplikasi, Biskuit 3D dan Chiki Dalam Tanah yang Viral

Senin 14 Jul 2025, 15:43 WIB

POSKOTA.CO.ID - Setiap tahun ajaran baru, sekolah-sekolah di seluruh Indonesia kembali dipenuhi antusiasme yang khas. Siswa baru, guru, dan panitia sibuk mempersiapkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

MPLS tidak hanya menjadi forum pengenalan aturan sekolah, profil guru, dan tata tertib, tetapi juga arena bagi kegiatan interaktif yang bertujuan mencairkan suasana. Salah satu kegiatan yang selalu dinantikan dan sering viral di media sosial adalah teka-teki snack, permainan sederhana yang ternyata punya dampak mendalam dalam membangun keakraban.

Pada tahun 2025, istilah-istilah baru seperti Snack Aplikasi, Chiki Dalam Tanah, dan Biskuit 3D kembali menjadi topik hangat di TikTok dan grup percakapan guru. Banyak yang penasaran Apa sebenarnya makna di balik kata-kata unik ini? Mengapa permainan kata justru dipilih untuk memulai proses adaptasi siswa?

Baca Juga: Smartwatch Amazfit BIP 6 vs Huawei Watch Fit 4: Fitur, Spesifikasi hingga Harga

Snack Aplikasi: Ketika Keripik Kentang Berubah Jadi Simbol Teknologi

Snack Aplikasi terdengar modern, seolah-olah berkaitan dengan inovasi digital atau gawai canggih. Namun ketika jawabannya diungkap, banyak yang terkekeh karena ternyata merujuk pada Chitato, keripik kentang bergelombang yang sudah puluhan tahun populer di Indonesia.

Mengapa dinamai Snack Aplikasi?

Menurut cerita panitia MPLS yang viral di TikTok, kata Chitato terdengar mirip nada ucapan yang tech-savvy dan dinamis—seakan nama aplikasi buatan startup. Permainan kata ini menciptakan kesan futuristik yang membuat siswa baru harus berpikir kreatif.

Perspektif unik dari manusia:
Sebagian besar dari kita mungkin menganggap keripik kentang hanya sekadar camilan. Namun di mata panitia MPLS, Chitato menjadi medium untuk mengasah nalar. Plesetan nama membangkitkan rasa ingin tahu, memancing diskusi, dan meruntuhkan batas antara siswa pemalu dengan siswa yang lebih ekspresif. Inilah keistimewaan permainan sederhana: ia menjadi jembatan komunikasi yang natural.

Chiki Dalam Tanah: Humor yang Memancing Rasa Percaya Diri

Istilah lain yang ramai diperbincangkan adalah Chiki Dalam Tanah, yang jawaban aslinya ternyata Chiki Ku Suka.

Banyak siswa terkecoh karena mengira jawabannya sesuatu yang benar-benar ditanam di tanah. Padahal plesetan ini berasal dari frasa “ditanam” atau “di dalam tanah” yang dikaitkan secara kreatif dengan kata Ku Suka.

Jika diperhatikan, Ku Suka terdengar seperti kusuka (aku suka), tetapi juga bisa dimaknai suka ditanam dalam konteks permainan kata.

Dampaknya pada suasana MPLS:
Frasa unik ini sering memancing tawa bersama. Beberapa siswa berdebat, sebagian lagi spontan melempar tebakan. Momen-momen inilah yang membuat MPLS terasa lebih ringan. Alih-alih hanya duduk mendengarkan, peserta didorong aktif berpikir dan saling berbagi pendapat.

Perspektif unik dari manusia:
Di balik kelucuan, Chiki Dalam Tanah menunjukkan bagaimana humor sederhana bisa membangkitkan keberanian. Siswa baru, yang biasanya menutup diri karena canggung, perlahan merasa lebih diterima karena sama-sama “salah” dalam menebak. Kekeliruan kolektif menjadi pengalaman belajar yang mempersatukan.

Biskuit 3D: Tradisi Oreo yang Menjadi Inspirasi

Istilah ketiga yang tidak kalah viral adalah Biskuit 3D. Banyak yang menduga jawabannya adalah biskuit berbentuk tiga dimensi, padahal yang dimaksud adalah Oreo.

Konsep “3D” di sini bukan bentuk fisik, melainkan cara makan Oreo yang terkenal: dipisah, dijilat, dicelup—tiga langkah yang sudah menjadi slogan global.

MPLS memanfaatkan popularitas kebiasaan ini untuk membuat tantangan yang memancing kreativitas. Proses menebak tidak hanya mengandalkan logika, tetapi juga ingatan akan kebiasaan sehari-hari yang familiar.

Perspektif unik dari manusia:
Apa yang membuat Oreo begitu ikonik bukan sekadar rasanya, melainkan ritual makannya. MPLS yang mengangkat ide ini menunjukkan bahwa kebiasaan sehari-hari pun bisa diubah menjadi media pembelajaran. Dengan cara ini, siswa belajar mengamati, mengingat detail, dan berpikir di luar kebiasaan formal.

Mengapa Teka-Teki Snack Sangat Efektif?

Bagi sebagian orang dewasa, permainan menebak snack terdengar remeh. Namun dalam konteks MPLS, aktivitas semacam ini memiliki dampak yang tidak bisa diremehkan:

  1. Menghapus sekat sosial.
    Siswa yang baru saling mengenal butuh aktivitas yang menciptakan kesamaan pengalaman. Teka-teki snack membuat semua peserta berada di posisi yang sama—sama-sama penasaran, sama-sama bisa salah, sama-sama tertawa.
  2. Melatih pola pikir kreatif.
    Permainan kata memaksa otak berpikir secara asosiatif, bukan hanya linear. Proses ini melatih keberanian untuk mengungkapkan pendapat tanpa takut salah.
  3. Menciptakan kenangan kolektif.
    Momen seru di MPLS sering menjadi cerita nostalgia bertahun-tahun kemudian. Bagi siswa, ini menjadi bagian dari identitas masa sekolah.

MPLS: Lebih dari Sekadar Orientasi

Pada dasarnya, MPLS bukan hanya agenda pengenalan jadwal pelajaran atau tata tertib. Ini adalah proses adaptasi sosial dan psikologis.

Dalam lingkungan baru, siswa bisa merasa cemas, tertekan, atau takut tidak diterima. Aktivitas seperti teka-teki snack dirancang untuk mencairkan kecemasan itu. Kegiatan sederhana menjadi pengingat: belajar tidak selalu serius.

Di banyak sekolah, panitia MPLS bahkan memadukan permainan ini dengan pesan edukatif, misalnya pentingnya menghargai perbedaan pendapat, menjaga kebersihan saat makan bersama, atau melatih keberanian berbicara.

Perspektif unik dari manusia:
Sebagai orang dewasa, kita sering lupa bahwa anak-anak dan remaja punya cara tersendiri dalam memahami lingkungan. Satu kalimat lucu atau satu tebakan yang sukses bisa menjadi penyulut rasa percaya diri yang sangat besar. MPLS menjadi momen di mana sekolah menunjukkan wajahnya yang ramah.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Diramalkan Paling Beruntung 15 Juli 2025: Rezeki Tak Terduga Tiba-tiba Datang!

Daerah Istimewa Yogyakarta: Tradisi MPLS yang Semakin Kreatif

Fenomena Snack Aplikasi hingga Biskuit 3D banyak viral berkat konten dari sekolah-sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Wilayah ini memang dikenal memiliki pendekatan edukasi yang mengedepankan kreativitas.

Di beberapa sekolah, panitia MPLS sengaja mendokumentasikan kegiatan secara profesional untuk dibagikan ke media sosial. Hasilnya, banyak ide inovatif yang kemudian diadopsi sekolah lain di seluruh Indonesia.

Teka-teki snack mungkin hanya sebutir camilan yang disamarkan namanya. Tetapi bagi siswa baru, pengalaman ini bisa menjadi titik awal keberanian untuk bicara, tertawa, dan merasa diterima.

Inilah makna mendalam MPLS: sekolah tidak hanya tempat belajar, tetapi juga ruang membangun keakraban. Dengan cara yang sederhana, MPLS menunjukkan satu pesan penting: belajar tidak harus menakutkan.

Tags:
kreativitas MPLSkegiatan ice breaking sekolahBiskuit 3DChiki Dalam TanahSnack Aplikasiteka-teki snackMPLS 2025

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor