Namun, lanjut dia, hal tersebut tidak berdampak besar jika modalnya terlalu kecil.
“Misalnya uang kamu Rp10 juta, terus dapat untung 3 kali lipat, ya cuma jadi Rp30 juta. Itu tidak akan mengubah hidup kamu,” katanya.
Dalam penjelasannya, Timothy menyebutkan, ada dua jenis kapital yang dimiliki seseorang.
Diantaranya yakni, human capital (nilai diri dan kemampuan yang dimiliki) dan financial capital (uang atau aset finansial yang dikelola).
Saat masih muda, katanya, human capital jauh lebih penting dan berpengaruh.
“Masih banyak yang keliru. Mereka langsung berpikir soal investasi saham atau kripto sejak awal, padahal belum membangun kapasitas diri. Kamu masih marketer biasa, belum bisa Facebook Ads, SEO, TikTok Ads, tapi sudah sibuk beli saham,” tegasnya.
Baca Juga: Siapa Ibu Timothy Ronald? Ini Sosok Orang Tuanya yang Dirahasiakan
Selain skill, Timothy menyebut dua elemen penting lainnya, personal branding dan networking.
Menurutnya, kemampuan untuk dikenal dan dihargai dalam industri akan membuka banyak pintu, termasuk bertemu orang-orang hebat yang bisa mempercepat pertumbuhan kita.
“Ketemu orang itu kayak baca buku baru. Ilmunya fresh dan bisa langsung diaplikasikan. Tapi, supaya bisa ketemu orang penting, kamu harus punya value. Harus ada alasan kenapa mereka mau ngobrol sama kamu,” jelas Pemegang saham termuda Holywings Group.
Bagi Timothy Ronald, investasi bukan soal untung cepat. Fokus utama bagi anak muda adalah mengembangkan earning power, kemampuan untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar.
Disclaimer: Artikel ini merupakan rangkuman dari pengalaman pribadi Timothy Ronald dan bukan merupakan nasihat keuangan yang mengikat.
