Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim saat mengunjungi Kebun Kopyor di Pasirkuda, Bogor Barat, Kota Bogor, Minggu, 13 Juli 2025. (Sumber: Poskota/Sekar Putri Andini)

JAKARTA RAYA

Bogor Genjot Branding “Kota Kopyor”, Siap Menuju City of Gastronomy

Senin 14 Jul 2025, 07:00 WIB

BOGOR BARAT, POSKOTA.CO.IDPemkot Bogor mendorong pengembangan kelapa kopyor sebagai produk unggulan kuliner sekaligus penggerak ekonomi masyarakat.

Langkah ini sejalan dengan visi menjadikan Bogor sebagai City of Gastronomy atau kota kuliner yang diakui UNESCO.

Wali Kota Bogor, Dedie A. Rachim, menyatakan kelapa kopyor bukan sekadar komoditas pertanian, tapi bagian dari strategi pembangunan berbasis riset dan inovasi.

“Visi Kota Bogor ke depan akan menjadi City of Gastronomy, di mana dukungan dari lembaga riset, sektor usaha, UMKM, dan seluruh pendukung ekosistemnya harus solid,” kata Dedie saat meninjau Kebun Kopyor di Pasirkuda, Bogor Barat, Minggu, 13 Juli 2025.

Baca Juga: Pria Terpeleset dan Terjepit Kakinya di Rel Stasiun Bogor, Langsung Dievakuasi Damkar

Dedie mengungkapkan, Kota Bogor memiliki kebun kopyor seluas 25 hektare, salah satu yang terbesar di Indonesia. Di sana diproduksi beragam olahan seperti es kopyor, agar-agar, hingga es krim, serta bibit unggul dengan harga Rp1 juta per pohon dan tingkat keberhasilan 99 persen.

“Bukan cuma jual produk, tapi juga bibit. Dan dipastikan hasilnya 99 persen kopyor,” ujarnya.

Ia menilai pengembangan kelapa kopyor menjadi langkah strategis memperkuat branding kota sekaligus mempercepat pengakuan Bogor sebagai City of Gastronomy. Apalagi, kekayaan kuliner lokal Bogor sangat beragam.

“Keberadaan kebun kopyor ini rasanya menjadi pintu masuk penting mempercepat status Kota Bogor jadi City of Gastronomy. Kuliner kita juga bukan hanya doclang, soto mie, soto kuning, laksa. Ada juga produk potensi daerah yang nyata hasil riset Kota Bogor,” jelasnya.

Dedie menambahkan, ada sejumlah syarat untuk mendapatkan status City of Gastronomy dari UNESCO. Salah satunya adalah ekosistem kuliner yang terintegrasi, mulai dari bahan baku, pelaku UMKM, hingga dukungan inovasi.

“Prosesnya menjadi City of Gastronomy, kami harus memenuhi sejumlah persyaratan, seperti adanya ekosistem kulinernya,” tegasnya.

Pemkot Bogor akan terus memperkuat sosialisasi dan penguatan branding “Kota Kopyor” sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif dan pariwisata kuliner berbasis pangan lokal.

Dedie pun mengajak masyarakat, terutama pencinta es kopyor, untuk datang langsung ke Kota Bogor menikmati olahan kopyor dari sumbernya. (cr-5)

Tags:
UNESCOkota kulinerCity of GastronomykopyorPemkot Bogor

Tim Poskota

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor