Baca Juga: Buruh di Bekasi Luka Ditebas Celurit saat Lawan Dua Begal
Omzet harian warung tersebut sempat mencapai Rp5 juta. Namun kini semua tinggal cerita. Hendra juga menyoroti pembongkaran yang terkesan tebang pilih.
“Yang kami sayangkan, pembongkaran di sini tebang pilih. Harusnya adil. Di Babelan bangunan liar bukan cuma di sini doang. Dari arah Pulo Timaha sampai arah Kedaung itu banyak bangunan liar, tapi di situ enggak kena,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah memberikan solusi bagi pelaku usaha kecil yang terdampak.
“Harapan saya mah, pengennya ada yang kasih modal buat buka usaha lagi. Kita di sini enggak ilegal. Usahanya ada izinnya juga. Dan ini bukan cuma buat hidup satu orang, tapi udah menghidupi banyak orang,” pungkasnya. (cr-3)