BMKG jelaskan udara dingin wilayah Indonesia pada Juli 2025 bukan karena fenomena Aphelion. (Sumber: Freepik)

Nasional

Penjelasan BMKG: Udara Dingin Juli 2025 Bukan karena Fenomena Aphelion, Tapi Gegara Ini

Jumat 11 Jul 2025, 11:29 WIB

POSKOTA.CO.ID - Pada awal Juli 2025, masyarakat di berbagai wilayah Indonesia, khususnya Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara, merasakan suhu udara yang lebih dingin dari biasanya, terutama saat malam hingga pagi hari.

Kondisi ini memunculkan beragam spekulasi, termasuk anggapan bahwa fenomena Aphelion menjadi penyebab utama suhu dingin tersebut. Lalu, bagaimana penjelasan ilmiahnya?

Aphelion merupakan titik di orbit Bumi ketika posisinya berada paling jauh dari Matahari. Peristiwa ini terjadi karena orbit Bumi berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna.

Pada awal Juli 2025, jarak Bumi dari Matahari mencapai sekitar 152 juta kilometer, sedikit lebih jauh dibandingkan jarak rata-rata sekitar 149,6 juta kilometer.

Baca Juga: Siapa Riza Chalid? Dari Skandal Papa Minta Saham hingga Jadi Tersangka Dugaan Korupsi Pertamina

Banyak warganet mempertanyakan, "Apakah Aphelion membuat udara jadi lebih dingin?"

Sebagai informasi, meskipun jarak Bumi dengan Matahari bertambah saat Aphelion, penurunan intensitas radiasi matahari yang terjadi hanya kecil dan tidak berdampak signifikan terhadap perubahan suhu harian, terutama di wilayah tropis seperti Indonesia.

Klarifikasi dari BMKG: Aphelion Bukan Penyebab Udara Dingin

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melalui akun resminya @InfoBMKG menjelaskan bahwa suhu dingin yang dirasakan masyarakat Indonesia bukan disebabkan oleh Aphelion.

BMKG menyampaikan bahwa penyebab utamanya adalah angin muson timur yang berhembus dari Benua Australia menuju wilayah selatan Indonesia.

Baca Juga: Kenapa Cuaca di Indonesia Bulan Juli 2025 Terasa Lebih Dingin? Ini Penyebabnya

Angin muson timur membawa udara dingin dan kering, sehingga memicu penurunan suhu di wilayah selatan khatulistiwa, seperti Pulau Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Kondisi ini menjadi hal yang wajar terjadi setiap periode musim kemarau.

"Hallo #SobatBMKG, Fenomena Aphelion yang sering dikaitkan dengan cuaca dingin akhir-akhir ini, tidak berhubungan sama sekali," tulis BMKG dalam unggahan Twitter resminya.

Faktor Pendukung Suhu Dingin Lainnya

Selain faktor angin muson timur, BMKG menjelaskan beberapa faktor lain yang turut mendukung penurunan suhu udara pada malam hingga pagi hari, antara lain:

Kombinasi faktor-faktor ini menyebabkan suhu minimum di beberapa wilayah di Jawa dan Bali bisa mencapai 17–20 derajat Celsius pada malam hingga pagi.

Baca Juga: Kemenpora dan LPDP Resmikan Beasiswa Keolahragaan, Dukung Masa Depan Atlet Indonesia

Dampak yang Dirasakan Masyarakat

Walaupun perubahan suhu ini bersifat musiman dan alami, sebagian masyarakat tetap merasakan dampak fisik yang cukup mengganggu, seperti:

Tips Menjaga Kesehatan di Musim Dingin Tropis

Untuk menjaga kesehatan di tengah suhu yang lebih dingin, BMKG dan ahli kesehatan menyarankan masyarakat untuk melakukan beberapa langkah sederhana berikut:

Dengan langkah-langkah tersebut, tubuh dapat lebih beradaptasi terhadap perubahan suhu udara dan tetap sehat.

Tags:
tips kesehatan musim kemaraucuaca dingin Indonesiaangin muson timursuhu dingin Juli 2025BMKG fenomena Aphelion

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor