Kegiatan modifikasi cuaca yang dilakukan BPBD Jakarta. (Sumber: BPBD Jakarta)

JAKARTA RAYA

BMKG dan BNPB Lakukan Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam

Jumat 11 Jul 2025, 09:13 WIB

JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama 24 jam penuh sejak 7 Juli 2025.

Operasi ini dilakukan untuk meminimalisasi risiko bencana hidrometeorologi di wilayah Jabodetabek.

Peristiwa bencana hidrometeorologi mencakup banjir, tanah longsor, puting beliung, kekeringan, gelombang tinggi, dan abrasi yang dipicu faktor cuaca dan iklim.

Upaya ini menyusul hujan intensitas ringan hingga lebat yang terus terjadi dalam beberapa hari terakhir dan berdampak langsung pada aktivitas masyarakat.

Baca Juga: Penyakit Kulit Dominasi Keluhan Warga saat Jakarta Terendam Banjir

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, mengatakan OMC dilaksanakan dari Pos Komando Operasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.

"Kegiatan OMC ini merupakan bagian dari upaya strategis pemerintah dalam membangun kapasitas nasional modifikasi cuaca, melalui sinergi lintas lembaga serta pelibatan sektor swasta," ujar Seto, Jumat, 11 Juli 2025.

Ia menyebutkan bahwa OMC bertujuan bukan hanya untuk mencegah bencana, tapi juga mengurangi dampaknya.

"Tetapi juga menekan eskalasi dampaknya dan mempercepat proses penanganan di lapangan. Kolaborasi adalah kunci keberhasilan,” ucapnya.

Baca Juga: Pramono Anung Sebut Penanganan Banjir Jakarta Lebih Baik Dibanding Daerah Lain

Hingga 10 Juli, sebanyak 18 sorti penerbangan telah dilakukan oleh dua operator, yaitu PT Alkonost dan PT Makson.

"Operasi tersebut berhasil menyemai 12,4 ton Natrium Klorida (NaCl) dan 3,6 ton Kalsium Oksida (CaO) ke dalam sistem awan yang berpotensi memicu hujan ekstrem," kata Seto.

Meski sempat terkendala cuaca buruk di sekitar bandara pada hari pertama, operasi tetap bisa dilanjutkan.

"Namun dapat segera diatasi melalui penambahan armada pesawat oleh BNPB," ungkapnya.

Baca Juga: Dampak Banjir di Jakarta Timbulkan Kerugian Ekonomi, Kadin Dorong Solusi Komprehensif

Mulai 8 Juli, pelaksanaan berjalan optimal dan menunjukkan hasil positif berupa penurunan intensitas hujan di beberapa wilayah target, khususnya Jabodetabek.

“Modifikasi cuaca adalah upaya ilmiah berbasis data untuk meredam dampak cuaca ekstrem. Ini bukan lagi kegiatan eksperimental, tetapi bagian dari strategi nasional mitigasi bencana,” tegasnya.

Seto menjelaskan, OMC dilaksanakan berdasarkan pemodelan cuaca numerik dan prediksi atmosfer real-time yang diperbarui secara berkala oleh BMKG.

"Evaluasi harian dilakukan untuk menentukan efektivitas operasi, serta untuk memberikan masukan teknis kepada BNPB dalam merumuskan kebutuhan lanjutan," jelasnya.

Ia juga menekankan pentingnya pemahaman karakteristik wilayah dalam mengantisipasi dampak hujan.

"Di daerah dengan sistem drainase dan resapan baik, hujan dengan intensitas tinggi dapat tertangani. Namun di wilayah urban seperti Jabodetabek, intensitas serupa dapat memicu banjir dalam waktu singkat," ujarnya.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan terus mengakses informasi resmi.

"Dengan informasi yang akurat dan terkini, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kesiapsiagaan dan mengambil langkah mitigasi mandiri secara tepat," kata Seto. (cr-4)

Tags:
JakartaJabodetabek bencana hidrometeorologiModifikasi CuacaBNPBBMKG

Tim Poskota

Reporter

Fani Ferdiansyah

Editor