Tugas ini bukanlah tanggung jawab yang ringan. Seorang diplomat tak hanya dituntut untuk memiliki wawasan internasional, diplomasi yang kuat, serta kecakapan komunikasi lintas budaya.
Namun juga ketangguhan mental menghadapi berbagai situasi genting, termasuk konflik, krisis, hingga kasus hukum yang melibatkan warga Indonesia di mancanegara.
Banyak pihak menduga bahwa posisi dan tugas Arya yang berisiko tinggi bisa saja berkaitan dengan kematiannya.
Beberapa spekulasi menyebut Arya kerap berurusan dengan kasus-kasus besar dan sensitif, termasuk isu pengungsi, hukum internasional, hingga konflik diplomatik.
Di balik karier cemerlangnya, Arya menjalani kehidupan pribadi yang jauh dari sorotan.
Ia dikenal sebagai pribadi tertutup, pekerja keras, dan rendah hati. Arya menikah dengan Meta Ayu Puspitantri, seorang perempuan yang juga memiliki latar belakang sebagai pendamping diplomat.
Pernikahan mereka dijalani dalam situasi Long Distance Marriage (LDM) akibat penugasan Arya di berbagai negara.
Dalam artikel yang ditulis oleh Meta Ayu pada 14 April 2022 di dutajati.com, sang istri menggambarkan bagaimana kehidupan seorang pendamping diplomat penuh dengan kerinduan, adaptasi, dan pengorbanan.
Meta menceritakan peran ganda yang harus ia jalani untuk menjadi istri diplomat yang mendampingi sang suami saat tampil di acara-acara resmi dengan busana nasional dan etika diplomatik.
Sekaligus, menjadi ibu rumah tangga yang harus mengurus anak-anak dan kebutuhan keluarga di negeri asing.
Salah satu kisah inspiratif Meta adalah saat ia harus belajar menari demi mendukung tugas diplomatik Arya.
Dari seseorang yang tak pernah berminat pada seni tari, Meta berhasil membawakan Tari Tobelo di Timor Leste hingga Tari Lenggang Nyai di Buenos Aires, Argentina.