Viral Tradisi Pacu Jalur Kuansing Dikira dari Malaysia? Kepala Dinas Pariwisata Riau Tegaskan Asli Indonesia

Selasa 08 Jul 2025, 11:57 WIB
Tradisi pacu jalur yang viral dan mendunia. (Sumber: Kemenparekraf)

Tradisi pacu jalur yang viral dan mendunia. (Sumber: Kemenparekraf)

Pada saat itu, para pendayung tidak hanya mendayung cepat, tetapi juga mempersembahkan tarian khas di atas perahu. Tarian ini menjadi penanda bagi para penonton bahwa jalur mereka tengah memimpin lomba, sekaligus menjadi hiburan yang menambah kemeriahan suasana.

Acara ini rutin digelar setiap tahun, umumnya pada minggu ketiga bulan Agustus, bertepatan dengan peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia.

Perayaan Pacu Jalur menjadi simbol kebersamaan, semangat juang, dan upaya masyarakat dalam menjaga serta melestarikan tradisi leluhur.

Baca Juga: Kunci Jawaban PINTAR Kemenag Public Speaking Modul 3.7: Apa yang Menyebabkan Satu Pesan Bisa Disalahartikan?

Bantahan Dinas Pariwisata

Menurut Roni Rakhmat, kesalahpahaman sebagian warganet muncul lantaran Riau dan Malaysia sama-sama termasuk dalam wilayah budaya Melayu. Faktor kedekatan geografis juga kerap membuat budaya serumpun disangka berasal dari negara tetangga.

Meski begitu, ia menegaskan bahwa Pacu Jalur merupakan identitas budaya yang tak terpisahkan dari masyarakat Kuansing. Roni juga menambahkan bahwa pemerintah daerah terus berupaya memperkuat identitas dan literasi budaya agar kesalahpahaman serupa tidak kembali terulang.

Salah satunya melalui pengusulan tradisi Pacu Jalur ke dalam daftar Warisan Budaya Tak Benda UNESCO. Langkah ini diharapkan dapat memperkuat pengakuan internasional terhadap Pacu Jalur sebagai kekayaan budaya Indonesia.

Pacu Jalur sebagai daya tarik wisata budaya

Selain nilai sejarah dan budaya, Pacu Jalur juga memiliki peran penting dalam sektor pariwisata Riau. Setiap tahun, ribuan wisatawan datang untuk menyaksikan perlombaan ini secara langsung.

Kehadiran wisatawan membawa dampak positif bagi perekonomian lokal, mulai dari sektor kuliner, penginapan, hingga produk kerajinan tangan.

Keberhasilan tradisi ini menjadi daya tarik wisata membuktikan bahwa budaya tidak hanya berfungsi sebagai identitas, tetapi juga sebagai aset ekonomi yang dapat menyejahterakan masyarakat.

Ke depannya, Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dan Pemerintah Provinsi Riau berkomitmen memperkuat pelestarian Pacu Jalur.

Selain pengajuan ke UNESCO, juga dilakukan pengembangan sarana dan prasarana pendukung, promosi digital, serta edukasi budaya kepada generasi muda.


Berita Terkait


News Update