Dengan demikian, “curi brainrot” di Roblox bukan hanya sekadar kata-kata iseng, melainkan benar-benar mewakili aksi nyata dalam game yang dipadukan dengan cara penyajian yang hiperbolis dan menghibur.
Sebelum menjadi istilah di Roblox, kata “brainrot” terlebih dahulu dikenal dalam dunia maya sebagai bagian dari bahasa gaul internet.
Dalam leksikon daring dan perbincangan di platform sosial, “brainrot” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi seseorang yang merasa otaknya “terlalu penuh” atau “terbakar” akibat terlalu lama terpapar konten digital.
Kata ini mulai populer di kalangan Gen Z yang sering bersentuhan dengan meme, video pendek, atau tren absurd yang berputar tanpa henti di TikTok, Twitter, hingga Reddit.
Seseorang yang mengalami “brainrot” biasanya dikaitkan dengan kecanduan media sosial, di mana otaknya seolah-olah tidak bisa berhenti mengonsumsi informasi konyol atau tidak penting.
Menariknya, istilah ini sampai diangkat dalam Oxford Word of the Year edisi terbaru, sebagai refleksi atas pola konsumsi media modern yang intens dan tanpa jeda.
Namun, tentu saja, “brainrot” di sini bukanlah penyakit sungguhan, melainkan sebuah sindiran jenaka yang mencerminkan fenomena budaya digital saat ini.
Baca Juga: Siapa Suami Defi Retno Winasih? Jejak Digital di Facebook Jadi Sorotan Usai Tragedi Viral di TikTok
Kenapa Tren Curi Brainrot Viral di TikTok?
Lalu, bagaimana istilah yang terdengar absurd ini bisa begitu cepat viral di TikTok?
Jawabannya ada pada cara kreator menggabungkan dua unsur, aksi dalam game dan humor internet.
Ketika seorang pemain Roblox menulis judul “Curi Brainrot Legendary” atau “Brainrot God Roblox”, mereka sebenarnya mengadopsi dua makna sekaligus.
Pertama, mereka benar-benar sedang memamerkan pencapaian dalam game, berhasil mendapatkan atau merebut item yang dianggap spesial.