Fakta unik soto tangkar Betawi, dari makanan pekerja pribumi hingga kuliner ikonik Jakarta, ini sejarahnya. (Sumber: YouTube/Galeri Rasa Channel)

JAKARTA RAYA

Sejarah Soto Tangkar Betawi: Lahir dari Keterbatasan Masa Penjajahan Belanda Hingga Jadi Kuliner Legendaris

Minggu 06 Jul 2025, 14:54 WIB

POSKOTA.CO.ID - Di tengah kuliner Jakarta yang semakin bervariasi, terselip sebuah hidangan tradisional yang menyimpan cerita pilu masa lalu. Soto tangkar, sajian berkuah santan gurih dengan tulang iga sapi sebagai bahan utamanya, ternyata lahir dari ketidakadilan di era kolonial Belanda.

Kuliner ini bukan sekadar santapan lezat, melainkan juga simbol kreativitas masyarakat Betawi dalam beradaptasi di tengah keterbatasan.

Sejarah mencatat, pada masa penjajahan, warga pribumi hanya mampu mengonsumsi bagian-bagian sapi yang dianggap kurang bergengsi.

Sementara para meneer Belanda menikmati daging sapi pilihan, masyarakat lokal harus pintar-pintar mengolah tulang iga, jeroan, dan kepala sapi menjadi hidangan bernutrisi.

Baca Juga: Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal: Sejarah Panjang dan Simbol Toleransi yang Indah, Ini Makna Terowongan Silaturahmi

Dari situlah Soto tangkar Betawi tercipta, sebuah bukti nyata bagaimana tekanan kolonial justru melahirkan inovasi kuliner yang bertahan hingga kini.

Kini, soto tangkar tak hanya menjadi warisan rasa, tetapi juga cerminan akulturasi budaya Betawi dengan pengaruh Tionghoa, India, dan Arab.

Setiap sendok kuahnya yang segar dan gurih menyimpan kisah panjang tentang ketangguhan masyarakat Jakarta di masa lalu. Bagi para pecinta kuliner, mencicipi soto tangkar berarti ikut melestarikan sejarah yang tak boleh dilupakan.

Dari Tulang Iga hingga Jadi Hidangan Legendaris

Soto tangkar terbuat dari tulang iga sapi (tangkar) yang dimasak dengan bumbu rempah kaya rasa. Kuahnya yang kemerahan berkat campuran asam jawa, kencur, dan lengkuas memberikan cita rasa segar yang berbeda dari soto Betawi biasa.

Beberapa versi juga menambahkan kelapa sangrai halus untuk memperkaya tekstur kuah, sementara ada pula yang menyajikannya dengan potongan daging.

Namun, tahukah Anda bahwa kelezatan soto tangkar berawal dari keterbatasan?

Baca Juga: Jejak Sejarah Pecinan Glodok, Pusat Perdagangan dan Budaya Tionghoa Sejak Abad ke-17

Daging untuk Penjajah, Tulang untuk Pribumi

Soto tangkar muncul pada masa kolonial Belanda ketika masyarakat Betawi tidak mampu membeli daging sapi. Saat itu, para meneer (tuan Belanda) kerap mengadakan pesta dengan hidangan mewah berbahan daging sapi, sementara bagian tulang iga, kepala, dan jeroan diberikan kepada pekerja pribumi.

Bagian-bagian sapi yang dianggap kurang premium itu kemudian diolah dengan bumbu tradisional, menghasilkan hidangan seperti soto tangkar.

Akulturasi Budaya dalam Semangkuk Soto

Soto Tangkar Betawi. (Sumber: YouTube/Galeri Rasa Channel)

Tak hanya mencerminkan perjuangan warga Betawi di masa lalu, soto tangkar juga menjadi bukti akulturasi budaya yang kaya. Penggunaan santan dan rempah-rempah menunjukkan pengaruh India dan Arab, sementara teknik pengolahan daging serta penggunaan asam jawa tak lepas dari sentuhan kuliner Tionghoa.

"Proses ini menunjukkan bagaimana kuliner Betawi terbentuk dari silang budaya, kemudian menjadi identitas lokal yang kuat," jelas sejarawan kuliner, Ahmad Faisal.

Baca Juga: Kisah Berdarah Tanah Abang: Pertarungan Dua Raja Preman, Hercules vs Daeng Malik Raja Preman Makassar

Nikmat yang Tetap Abadi

Kini, soto tangkar tetap menjadi hidangan yang digemari, terutama di Jakarta dan sekitarnya. Disajikan dengan nasi hangat, lontong, atau ketupat, kelezatan soto tangkar terletak pada perpaduan gurih, manis, dan segar dari rempah-rempahnya.

Bagi pecinta kuliner sejarah, mencicipi soto tangkar bukan sekadar menikmati makanan, tapi juga menghargai warisan budaya yang bertahan melintasi zaman.

Di mana bisa mencoba soto tangkar? Beberapa kedai legendaris seperti Soto Tangkar H. Ma’ruf di Tanah Abang dan Soto Tangkar Cak Har di Ciledug masih setia menyajikan hidangan ini dengan cita rasa autentik.

Jadi, jika berkunjung ke Jakarta, jangan lupa mencicipi soto tangkar, hidangan sederhana yang menyimpan cerita besar dalam setiap suapannya.

Tags:
soto Betawikolonial BelandaBetawiSoto tangkar BetawiSoto tangkarhidangan tradisionalJakartakuliner Jakarta

Aldi Harlanda Irawan

Reporter

Aldi Harlanda Irawan

Editor