18 Kasus Leptospirosis di Jogja dalam Hitungan Pekan, Apakah Anda Sudah Tahu Cara Deteksinya? (Sumber: Pinterest)

Daerah

Ciri-Ciri Leptospirosis Mematikan yang Mewabah Usai Banjir di Yogyakarta, 18 Kasus Tercatat

Sabtu 05 Jul 2025, 12:12 WIB

POSKOTA.CO.ID - Yogyakarta dikenal sebagai kota budaya dan destinasi wisata, tetapi di balik hiruk pikuk aktivitas warganya, muncul masalah kesehatan yang patut menjadi perhatian serius.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mengonfirmasi bahwa dalam kurun waktu enam bulan pertama tahun 2025, telah terjadi 18 kasus leptospirosis, di mana lima pasien meninggal dunia. Fakta ini menunjukkan bahwa leptospirosis bukan sekadar penyakit musiman biasa, melainkan ancaman kesehatan yang nyata, terutama setelah musim hujan dan banjir.

Leptospirosis sering disebut sebagai penyakit yang meniru flu, sebab gejala awalnya tidak spesifik. Menurut keterangan Lana, perwakilan Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, banyak penderita terlambat memeriksakan diri karena menganggap keluhan demam dan nyeri otot hanya akibat kelelahan atau infeksi ringan.

Namun, jika tidak diantisipasi dengan pemeriksaan dan pengobatan tepat, leptospirosis bisa berkembang menjadi infeksi berat yang merusak organ vital seperti hati, ginjal, bahkan paru-paru.

Baca Juga: Diduga Tersetrum Tiang Listrik, Bocah di Kebayoran Baru Jaksel Tewas Seketika

Mengenal Leptospirosis: Infeksi Bakteri dari Air yang Tercemar Urin Hewan

Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira. Dikutip dari situs resmi RS Pondok Indah, bakteri ini hidup di air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan, terutama tikus. Saat terjadi banjir, genangan air menjadi medium penyebaran bakteri yang sangat efektif. Seseorang dapat terinfeksi ketika:

Inilah sebabnya pekerja kebersihan, petani, relawan banjir, dan warga yang sering bersentuhan dengan genangan air menjadi kelompok risiko tinggi.

Gejala Leptospirosis yang Sering Disangka Flu

Tahap awal leptospirosis memang sulit dibedakan dari influenza atau demam berdarah. Berikut gejala yang sering muncul pada minggu pertama:

Banyak penderita mengira gejala tersebut hanyalah flu berat atau keracunan makanan, sehingga tidak segera mencari pertolongan medis. Padahal, deteksi dini sangat penting.

Apabila infeksi berkembang, gejala serius akan muncul pada minggu kedua:

Data dari Dinas Kesehatan menunjukkan sebagian besar kasus yang meninggal di Yogyakarta terlambat dibawa ke rumah sakit, sehingga komplikasi sudah parah.

Proses Diagnosis: Bagaimana Dokter Mendeteksi Leptospirosis?

Apabila ada kecurigaan leptospirosis, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan laboratorium, antara lain:

Diagnosis yang cepat dapat mempercepat pemberian antibiotik, sehingga risiko komplikasi menurun drastis.

Terapi dan Pengobatan Leptospirosis

Pengobatan leptospirosis tergantung tingkat keparahannya:

Semakin cepat pengobatan dimulai, semakin tinggi angka kesembuhan.

Langkah Pencegahan yang Harus Dilakukan Masyarakat

Karena leptospirosis banyak terjadi setelah banjir, pencegahan menjadi faktor krusial. Berikut upaya yang dapat dilakukan:

Pekerja lapangan juga dapat mempertimbangkan profilaksis antibiotik (doxycycline) sesuai anjuran dokter jika risiko paparan sangat tinggi.

Pentingnya Edukasi dan Deteksi Dini

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta telah mengintensifkan sosialisasi melalui posyandu, puskesmas, dan media daring. Informasi tentang gejala awal dan cara pencegahan harus tersampaikan ke seluruh lapisan masyarakat. Tidak jarang, pasien datang dalam kondisi sudah kritis karena awam terhadap tanda-tanda leptospirosis.

Jika Anda mengalami demam tinggi lebih dari dua hari setelah kontak dengan air banjir, disertai nyeri otot berat atau mata kuning, segera periksakan diri ke fasilitas kesehatan terdekat.

Baca Juga: Diduga Tersetrum Tiang Listrik, Bocah di Kebayoran Baru Jaksel Tewas Seketika

Dampak Sosial dan Ekonomi

Leptospirosis tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang signifikan:

Oleh sebab itu, pencegahan dan mitigasi risiko berbasis komunitas menjadi kunci keberhasilan pengendalian leptospirosis.

Leptospirosis adalah penyakit serius yang bisa dicegah jika masyarakat memiliki pengetahuan yang memadai dan menerapkan langkah-langkah proteksi sejak dini. Kunci keberhasilan pengendalian penyakit ini adalah deteksi dini, pengobatan tepat waktu, kebersihan lingkungan, dan kesiapsiagaan pascabanjir.

Melalui edukasi berkelanjutan, diharapkan angka kesakitan dan kematian akibat leptospirosis di Yogyakarta dan daerah lain dapat ditekan.

Tags:
penyebab leptospirosis pascabanjirleptospirosis Yogyakarta 2025pencegahan leptospirosisgejala leptospirosispenyakit pascabanjirinfeksi bakteri Leptospiraleptospirosis

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor