JAKARTA, POSKOTA.CO.ID – Badan Narkotika Nasional (BNN) RI menegaskan bahwa proses rehabilitasi bagi penyalahguna narkoba tidak bisa dilakukan secara parsial. Pendekatan yang digunakan harus komprehensif.
"Rehabilitasi ini bukan sekadar dibawa ke tempat rehab lalu ditinggalkan begitu saja, kemudian mengharapkan proses perbaikan yang maksimal," kata Kepala BNN RI Marthinus Hukom di Jakarta Barat, Rabu, 2 Juli 2025.
Marthinus menjelaskan, rehabilitasi tak hanya soal intervensi medis, tapi juga butuh dukungan sosial dan keterlibatan aktif keluarga serta lingkungan sekitar.
"Butuh dukungan keluarga, dukungan orang-orang yang dikasihi, dukungan komunitas untuk kembali menerima mereka dan sama-sama menjaga," ujarnya.
Baca Juga: BNN Beri Penjelasan Artis Pengguna Narkoba Tak Ditangkap: Tetap Direhabilitasi
Ia menekankan, peran orang terdekat sangat mempengaruhi keberhasilan rehabilitasi dan mencegah mantan pecandu kembali ke lingkungan negatif.
"Kalau rehabilitasi selesai tapi stigma masih ada, hubungan keluarga tidak harmonis, maka mereka akan mencari lingkungan baru yang menerima mereka, dan bisa jadi itu adalah lingkungan yang justru mendukung perilaku negatif," ucapnya.
Marthinus juga menyoroti masih adanya stigma di masyarakat terhadap penyintas narkoba. Hal ini disebut bisa membuat mereka kembali terjerumus karena merasa dikucilkan.
Baca Juga: BNN Musnahkan 600 Kg Sabu dan Ganja dari 34 Kasus Narkoba
"Kalau ada anak dalam keluarga menggunakan narkoba, jangan pernah meninggalkan dia sendiri. Orang tua adalah orang terdekat yang bisa memberikan dukungan moral. Kami di BNN bukan lepas tangan, tapi harus bersama-sama dengan keluarga," jelasnya.
Ia mengkritik praktik di mana pecandu hanya dititipkan ke pusat rehabilitasi tanpa keterlibatan keluarga.
"Kadang-kadang begitu, datang ditaruh di tempat rehab, lalu pergi. Setelah selesai, dipulangkan begitu saja. Padahal ada proses social engagement, re-engagement yang harus terus dilakukan," pungkas Marthinus.