Mulai Juli 2025! 53 Juta Pelajar SD hingga SMA Akan Terima Cek Kesehatan Gratis, Begini Mekanisme Program CKG

Selasa 01 Jul 2025, 14:41 WIB
Pemerintah Siapkan Cek Kesehatan Gratis untuk 53 Juta Siswa, Ini Cara Mendapatkannya di Sekolah Anda (Sumber: Pinterest)

Pemerintah Siapkan Cek Kesehatan Gratis untuk 53 Juta Siswa, Ini Cara Mendapatkannya di Sekolah Anda (Sumber: Pinterest)

POSKOTA.CO.ID - Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali menegaskan komitmennya dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dengan meresmikan pelaksanaan Program Cek Kesehatan Gratis (CKG) secara nasional.

Program yang pertama kali diluncurkan pada 3 Februari 2025 ini telah memasuki tahap percepatan dengan target ambisius menjangkau lebih dari 53 juta siswa pada jenjang SD, SMP, dan SMA di seluruh pelosok Indonesia.

Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, dalam rapat koordinasi bersama Kementerian Dalam Negeri, menegaskan bahwa CKG adalah satu dari tiga program prioritas Presiden Prabowo Subianto di bidang kesehatan, bersama pembangunan 66 rumah sakit di daerah terpencil serta percepatan eliminasi tuberkulosis (TBC).

Program CKG dijadwalkan secara resmi mulai bergulir pada Juli 2025 di lebih dari 282 ribu sekolah dan madrasah. Berdasarkan data terakhir per Juni 2025, program ini telah mencapai angka 11 juta pemeriksaan kesehatan, dengan pencapaian harian sekitar 200 ribu skrining.

Baca Juga: Kabar Duka! Penyanyi Senior Hamdan ATT Meninggal Dunia

Skala dan Tahapan Pelaksanaan Program CKG

Salah satu tantangan utama pelaksanaan skrining kesehatan berskala nasional adalah koordinasi lintas kementerian, kesiapan fasilitas, serta keterjangkauan logistik pemeriksaan. Menkes menyampaikan bahwa model pelaksanaan CKG akan dilakukan melalui dua jalur utama:

  1. Jalur Fasilitas Kesehatan (Puskesmas)

    • Siswa diarahkan melakukan pemeriksaan di Puskesmas wilayah setempat.
    • Pemeriksaan dikoordinasi langsung oleh petugas kesehatan.
    • Skema ini lebih dominan di wilayah yang fasilitas sekolahnya belum memadai.
  2. Jalur Sekolah

    • Pemeriksaan massal di sekolah dan madrasah.
    • Pemanfaatan Unit Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai basis layanan pemeriksaan.
    • Logistik alat kesehatan disediakan kolaboratif antara Puskesmas dan UKS.

Menurut Menkes, keberadaan lokasi pemeriksaan yang tetap dan tidak berpindah-pindah di sekolah membuat proses skrining lebih efisien dibandingkan jika seluruh siswa harus mendatangi fasilitas kesehatan.

Jenis Pemeriksaan yang Disesuaikan Jenjang Pendidikan

Pemeriksaan kesehatan dalam program CKG tidak bersifat seragam untuk semua jenjang. Pemerintah telah merancang paket pemeriksaan yang relevan sesuai kelompok usia dan risiko kesehatan.

Rincian pemeriksaan mencakup:

  • Kesehatan Fisik
    Pemeriksaan tinggi badan, berat badan, penglihatan, pendengaran, kebersihan gigi dan mulut, serta status gizi.
  • Kesehatan Jiwa
    Skrining dini masalah kesehatan mental, termasuk deteksi gangguan emosional, kecemasan, depresi, atau gejala stres yang tidak teridentifikasi.

Menkes Budi Gunadi Sadikin menekankan bahwa skrining kesehatan jiwa adalah salah satu elemen penting dalam program ini. “Banyak gangguan kesehatan mental yang tidak teridentifikasi sejak dini padahal prevalensinya cukup tinggi,” ujarnya.

Capaian Provinsi dan Target Nasional

Hingga pertengahan tahun 2025, beberapa provinsi telah mencatat capaian skrining tinggi. Jawa Tengah berada di urutan pertama, disusul Jawa Timur dan Jawa Barat. Pemerintah optimistis dengan peningkatan partisipasi daerah lain, angka cakupan pemeriksaan harian dapat meningkat signifikan.

Menkes memaparkan target nasional yang ditetapkan:

  • 280 juta pemeriksaan kesehatan hingga akhir periode.
  • Minimal setengah dari total siswa nasional harus selesai diskrining dalam 3 bulan pertama pelaksanaan di sekolah.

Untuk mendukung target tersebut, sosialisasi telah dilakukan intensif kepada berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri.

Revitalisasi Unit Kesehatan Sekolah

Unit Kesehatan Sekolah yang selama ini kerap berfungsi minim akan direvitalisasi menjadi pusat layanan kesehatan preventif. Proses revitalisasi meliputi:

  • Pelatihan tenaga kesehatan sekolah.
  • Pengadaan peralatan pemeriksaan.
  • Peningkatan kapasitas pencatatan digital hasil skrining.

Menkes menyampaikan harapan agar UKS tidak hanya berperan sebagai ruang perawatan sementara, tetapi juga sebagai pusat edukasi pola hidup sehat.

Baca Juga: Cara Lengkap Menghitung Skor SPMB Jabar 2025 Jalur Prestasi untuk Meningkatkan Peluang Lolos Sekolah Impian

Dampak Jangka Panjang Program CKG

Apabila terlaksana sesuai target, program CKG diharapkan membawa dampak positif jangka panjang, antara lain:

  • Peningkatan kesadaran kesehatan sejak usia sekolah.
  • Deteksi dini masalah kesehatan fisik dan mental.
  • Perbaikan status gizi dan tumbuh kembang anak.
  • Pengurangan beban penyakit tidak menular di masa depan.

Menteri Kesehatan menegaskan, “Mudah-mudahan ini bisa jadi momen menggugah kesadaran hidup sehat sejak dini.”

Dengan cakupan peserta didik yang luar biasa besar dan tantangan logistik yang kompleks, CKG menjadi program kesehatan preventif paling ambisius dalam sejarah Indonesia.

Dari revitalisasi UKS, pelibatan Puskesmas, hingga edukasi pola hidup sehat, inisiatif ini diharapkan tidak hanya meningkatkan status kesehatan generasi muda tetapi juga mengubah pola pikir masyarakat tentang pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin.

Pemerintah berharap dengan kerjasama lintas sektor dan dukungan semua pihak, CKG akan menjadi tonggak sejarah perubahan besar bagi kualitas kesehatan anak bangsa. Seiring waktu, keberhasilan program ini dapat menjadi model percontohan bagi negara berkembang lain dalam mewujudkan generasi sehat, cerdas, dan produktif.


Berita Terkait


News Update