Begini kronologi lengkap proses evakuasi jenazah Juliana Marins, pendaki asal Brazil oleh Agam Rinjani. (Sumber: Istimewa)

Nasional

Terungkap! Kronologi Lengkap Evakuasi Juliana Marins oleh Agam Rinjani dan Tim di Gunung Rinjani

Minggu 29 Jun 2025, 12:45 WIB

POSKOTA.CO.ID - Peristiwa nahas yang menimpa Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang terjatuh ke jurang sedalam 600 meter di Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat, menggugah empati banyak pihak.

Sosok Agam Rinjani, pria asal Makassar, menjadi pusat perhatian setelah terlibat langsung dalam proses evakuasi yang sarat risiko.

Kisah dramatis ini diungkap Agam melalui kanal YouTube @PodcastBicaraSantai. Menurut Agam, insiden bermula saat ia dan tim mendapat kabar melalui unggahan video drone di Instagram.

Dalam video itu memperlihatkan keberadaan Juliana dalam kondisi hidup, meski terperangkap di medan ekstrem. Namun hingga malam hari, lokasi pastinya belum dapat dipastikan.

Baca Juga: Fakta Proses Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani Tidak Gunakan Helikopter, Kenapa? Ini Penjelasan Tim Evakuasi

"Kami mulai koordinasi via HT, menghubungi SAR Lombok Timur, dan akhirnya menyusun rencana menuju lokasi pada tanggal 26," terang Agam.

Sebelum terbang ke Lombok, Agam dan beberapa rekan sejatinya sedang berada di Bogor untuk membahas program pelatihan keselamatan pendakian.

Namun karena situasi semakin genting, mereka memutuskan bergerak cepat ke Lombok, membawa peralatan evakuasi lengkap.

Tantangan Ekstrem di Medan Rinjani

Setiba di Lombok, Agam dan tim langsung merekrut porter serta membawa tali sepanjang lebih dari 1.000 meter untuk menghadapi kemungkinan terburuk.

Mereka mendaki dari jalur Sembalun dan bermalam di Pelawangan, lokasi yang dekat dengan titik jatuhnya Juliana.

Baca Juga: Siapa Tyo Survival? Sosok Relawan Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani yang Viral

"Tim SAR Lombok Timur sebelumnya sudah bermalam dua malam di tebing tanpa tenda, bertahan di tengah kabut, suhu dingin, dan batuan lepas," ungkap Agam.

Medan yang dihadapi memang jauh dari kata aman. Tim harus mengebor batu untuk menanam anchor sebagai penopang tali evakuasi.

Bahkan salah satu anggota SAR sempat menginap sendirian di titik jatuhnya Juliana untuk menjaga keberadaan korban.

Juliana Ditemukan Meninggal Dunia

Setelah upaya pencarian yang melelahkan, Juliana Marins ditemukan sudah meninggal dunia di kedalaman sekitar 600 meter.

Awalnya tim sempat mempertimbangkan opsi membawa jenazah ke Danau Segara Anak, namun rute tersebut dinilai lebih berbahaya. Akhirnya, jenazah diangkat ke atas tebing meski penuh risiko.

Baca Juga: Usai Insiden Juliana Marins, Pendaki Malaysia Terperosok di Gunung Rinjani

Evakuasi dimulai sejak pukul 06.00 pagi, bahkan tanpa tidur semalam sebelumnya. Tim tidur di lereng dengan kemiringan 45 derajat, hanya beberapa meter dari jenazah, tanpa tenda maupun alas.

"Kalau malam itu hujan, mungkin kami semua sudah mati karena hipotermia atau longsor," ujar Agam.

Menjawab Kritikan Publik

Meski banyak mendapat apresiasi, Agam dan tim sempat dikritik warganet karena dianggap lambat dalam proses evakuasi.

Menanggapi hal ini, Agam menegaskan bahwa kecepatan di medan ekstrem tidak dapat disamakan dengan evakuasi di area datar.

"Kami bawa bendera Merah Putih bukan sekadar simbol, tapi sebagai bentuk menjaga nama baik Indonesia di mata dunia," tegasnya.

Tags:
Agam Rinjanievakuasi Juliana Marinspendaki Brazil jatuh Rinjaniproses evakuasi Gunung Rinjanimedan ekstrem RinjaniJuliana Marins

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor