POSKOTA.CO.ID - Peristiwa tragis yang menimpa Juliana Marins, pendaki asal Brasil yang jatuh di jurang Gunung Rinjani, menyisakan cerita heroik sekaligus kontroversi.
Agam Rinjani, sosok pendaki lokal yang turut serta dalam evakuasi jenazah Juliana, menjadi viral hingga dijuluki sebagai Brazil's Sweetheart.
Publik Brasil bahkan tergerak menggalang donasi untuk Agam, yang nilainya mencapai Rp1,3 miliar.
Namun kabar donasi ini ternyata memunculkan kekecewaan dari pihak Tim SAR. Apa yang sebenarnya terjadi?
Baca Juga: Terungkap! Kronologi Lengkap Evakuasi Juliana Marins oleh Agam Rinjani dan Tim di Gunung Rinjani
Perjuangan Menyelamatkan Jenazah di Jurang Sedalam 600 Meter
Evakuasi jenazah Juliana Marins bukanlah perkara mudah. Posisi jenazah berada di jurang terjal sedalam kurang lebih 600 meter.
Agam bersama beberapa rekannya memberanikan diri turun ke lokasi yang sangat berbahaya demi menunaikan tugas kemanusiaan.
Tindakan heroik ini menuai simpati dan rasa terima kasih yang luar biasa, terutama dari masyarakat Brasil yang merasa kehilangan.
Gelombang Dukungan dan Donasi dari Brasil
Kisah Agam yang penuh keberanian tersebar luas di media sosial. Masyarakat Brasil, yang turut merasakan duka mendalam, akhirnya menggalang dana sebagai bentuk penghargaan.
Donasi tersebut tidak hanya menjadi simbol penghormatan, tetapi juga rasa terima kasih atas upaya Agam dan tim yang telah mempertaruhkan nyawa.
Menurut pemberitaan yang diunggah Instagram @rumpi_gosip, jumlah donasi yang berhasil dikumpulkan mencapai Rp1,3 miliar.
Angka tersebut menunjukkan betapa besar perhatian publik Brasil terhadap tragedi yang terjadi di negeri jauh.
Munculnya Kekecewaan dari Tim SAR
Di balik euforia donasi, salah satu anggota Tim SAR, Rio Pratama, mengungkapkan kekecewaannya.
Kekecewaan tersebut bukan disebabkan oleh jumlah donasi, melainkan proses penggalangan yang menurutnya tidak ada komunikasi atau penjelasan yang jelas kepada anggota tim lainnya.
Tim SAR merasa bahwa perjuangan evakuasi adalah hasil kerja kolektif, bukan hanya individu.
Sejak awal, Agam sendiri sebenarnya menolak jika donasi tersebut diberikan hanya untuk dirinya. Agam bersikeras bahwa perjuangan tersebut dilakukan bersama tim, bukan semata usaha pribadi.
Komitmen Agam untuk Membagi Donasi
Akhirnya Agam menerima donasi tersebut dengan syarat bahwa uang itu akan dimanfaatkan untuk kepentingan bersama. Donasi direncanakan akan dibagikan kepada rekan-rekan yang turut terlibat dalam evakuasi, serta sebagian untuk mendukung upaya pelestarian alam di kawasan Gunung Rinjani.
Langkah ini menunjukkan bahwa meskipun Agam menjadi figur yang dikenal publik, ia tetap mengedepankan rasa solidaritas dan kerja sama. Donasi Rp1,3 miliar dari warga Brasil bukan hanya penghargaan kepada individu, melainkan pengakuan terhadap keberanian dan kerja sama banyak pihak.
Selain membantu para relawan dan tim evakuasi, dana ini juga diharapkan dapat mendukung program konservasi alam agar tragedi serupa dapat dicegah di masa depan.
Melalui langkah Agam, publik diingatkan kembali bahwa keberhasilan misi kemanusiaan selalu merupakan hasil dari kerja sama, bukan hanya aksi tunggal.