Akibat cuaca tak menentu, jalur pendakian Gunung Rinjani dinilai berisiko. Polres Lombok Timur, AKP Nicolas Oesman mengatakan Nazli merupakan bagian dari rombongan berjumlah 12 orang yang mendaki ke puncak dan turun melalui Danau Segara Anak.
Saat itulah Nazli tergelincir karena cuaca ekstrem dan jalur yang licin akibat hujan.
Pasca dua insiden ini, pihak TNGR mengimbau agar seluruh pendaki lebih waspada terhadap perubahan cuaca, termasuk kabut tebal dan hujan yang sering kali menyebabkan kecelakaan fatal di jalur Gunung Rinjani.
Baca Juga: Pendaki Asal Malaysia Terpeleset di Gunung Rinjani
Insiden Juliana Marins, Pendaki Brasil Tewas di Gunung Rinjani
Sebelumnya, dunia pendakian berduka setelah tewasnya pendaki Brasil, Juliana Marins yang jatuh ke jurang sedalam 600 meter di Gunung Rinjani pada Selasa, 24 Juni 2025.
Jenazah Juliana telah diautopsi oleh dr. Ida Bagus Putu Alit di RSUD Bali Mandara pada Jumat, 27 Mei 2025.
Hasil autopsi menyebutkan bahwa Juliana mengalami luka lecet luas akibat tergesek benda tumpul saat jatuh, disertai patah tulang di dada, punggung, dan paha, yang menyebabkan pendarahan hebat serta kerusakan organ vital utamannya di bagian dada dan perut.
“Kematian terjadi dalam waktu singkat, diperkirakan paling lama 20 menit setelah korban mengalami luka,” jelas dr. Bagus Putu Alit.
Baca Juga: Siapa Tyo Survival? Sosok Relawan Evakuasi Juliana Marins di Gunung Rinjani yang Viral
Kematian Juliana dan kecelakaan yang dialami Nazli menjadi peringatan serius bagi para pendaki.
Gunung Rinjani bukan sekadar destinasi wisata alam, tapi juga menyimpan risiko besar, terutama saat cuaca tidak menentu.
Pendaki pemula maupun berpengalaman disarankan menggunakan jasa pemandu resmi, mengecek prakiraan cuaca sebelum mendaki, dan mematuhi prosedur keselamatan yang ditetapkan oleh TNGR.