Baca Juga: Siapa Pacar Ello MG? Viral Setelah Bagikan Rahasia Hubungan Harmonis Selama 2 Tahun
Tradisi di Malam 1 Suro
Salah satu praktik yang sering dijalankan masyarakat Jawa pada malam 1 Suro adalah tapa bisu.
Di mana, masyarakat melakukan laku spiritual tanpa bicara, tanpa makan dan minum, dan tanpa keluar dari lokasi tertentu selama semalam suntuk.
Tradisi ini dipercaya dapat menyucikan batin, membersihkan diri dari energi negatif, dan menjadi sarana mendekatkan diri kepada Tuhan dan leluhur.
Di beberapa daerah seperti Yogyakarta dan Surakarta, tapa bisu dilakukan dalam bentuk kirab budaya.
Salah satu yang paling terkenal adalah Kirab Pusaka Keraton Surakarta, di mana kerbau bule Kyai Slamet ikut diarak tanpa disertai suara.
Hal tersebu sebagai lambang kesakralan dan penghormatan terhadap nilai-nilai budaya.
Tidak hanya di keraton, masyarakat di berbagai wilayah juga memiliki tradisi sendiri dalam menyambut malam 1 Suro.
Di Cirebon warga Keraton Kanoman melaksanakan pencucian pusaka, ziarah ke makam leluhur, dan pembacaan babad atau sejarah kerajaan.
Kemudian, di daerah lain seperti Banyumas dan Ponorogo, masyarakat melakukan prosesi siraman atau mandi bunga sebagai bentuk pensucian diri secara lahir dan batin.
Lalu, di sejumlah pesantren dan lingkungan Islam tradisional, malam ini juga dijadikan momentum untuk membaca doa awal tahun, mengaji bersama, dan mengadakan pengajian untuk menyambut tahun baru Islam dengan suasana religius.