Kronologi Dugaan Kekerasan Dimas Anggara ke Keisha Alvaro, Okie Agustina Bongkar Fakta Mengejutkan (Sumber: Instagram/Dimas Anggara)

HIBURAN

Fakta atau Settingan? Insiden Dimas Anggara dan Keisha Alvaro Tuai Respons Keras Warganet

Selasa 24 Jun 2025, 13:25 WIB

POSKOTA.CO.ID - Dunia hiburan Indonesia digemparkan oleh dugaan insiden kekerasan yang terjadi di lokasi syuting sinetron populer. Peristiwa tersebut melibatkan aktor senior Dimas Anggara dan aktor muda Kiesha Alvaro.

Kejadian ini tidak hanya menyita perhatian media, tetapi juga publik, setelah orang tua Kiesha, Pasha Ungu dan Okie Agustina, secara terbuka meluapkan kemarahan mereka di media sosial.

Kejadian ini menjadi perbincangan hangat lantaran menyentuh aspek sensitif dalam industri perfilman: kekerasan verbal maupun fisik antar pemain, serta keamanan lokasi syuting bagi seluruh kru dan artis.

Baca Juga: Terungkap! Dimas Anggara Diduga Tak Hanya Tampar, tapi Juga Tendang Kiesha Alvaro

Kronologi: Dari Adegan ke Aksi Nyata

Melalui unggahan di Instagram resminya @pashaungu_vm, Pasha Ungu atau Sigit Purnomo Said menyampaikan pernyataan yang mengejutkan. Ia menuduh Dimas Anggara melakukan kekerasan fisik terhadap putranya Kiesha Alvaro di lokasi syuting.

“Tuan Dimas Rangga, suami dari Nadine (entah dia pemain sinetron atau film) tolong temui saya segera, saya ingin bicara. Kabarnya kamu menampar anak saya, Kiesha, di lokasi syuting barusan?”

Unggahan itu memicu reaksi besar dari netizen yang mengecam tindakan kekerasan dan mempertanyakan etika profesional para aktor senior terhadap juniornya.

Tak berselang lama, Okie Agustina, ibu dari Kiesha, turut memberi penjelasan lengkap melalui akun @okieagustina_. Ia mengungkapkan bahwa kejadian tersebut berlangsung ketika Kiesha dan Dimas tengah mempersiapkan adegan dengan tensi emosional tinggi. Namun menurutnya, tindakan kekerasan terjadi saat sesi blocking, bukan ketika kamera merekam.

“Ini bukan sekedar gampar, tapi ketidakprofesionalan seorang aktor! Gampar itu ketika sedang tidak take, masih blocking, dan tidak ada dalam script. Tapi anak saya gak bales!” tegas Okie.

Bukan Gimmick, Tapi Nyata

Yang memperparah keadaan adalah klaim dari Okie bahwa kekerasan ini bukan bagian dari gimmick atau kebutuhan naratif sinetron.

“Ini bukan gimmick, karena kejadian tersebut benar-benar saya saksikan langsung dengan mata kepala sendiri! Rugi amat segala gimmick-gimmickan, dibayar juga kagak!”

Lebih jauh lagi, menurut Okie, Dimas disebut sempat memprovokasi Kiesha dan bahkan menantangnya setelah proses syuting selesai. Hal ini mengundang pertanyaan serius mengenai suasana kerja di lokasi syuting dan batas antara akting dengan kenyataan.

Tuntutan Bertanggung Jawab untuk Rumah Produksi

Kemarahan publik dan keluarga korban tertuju pada rumah produksi yang menaungi sinetron tersebut, yaitu Screenplay Films. Okie menuntut agar pihak PH bertanggung jawab atas insiden ini.

“Saya minta PH @screenplayfilms_id bertanggung jawab atas insiden kekerasan terhadap anak saya Kiesha. Lokasi syuting harus aman dari kekerasan, terutama terhadap pemain.”

Keamanan di lokasi syuting, yang seharusnya menjadi prioritas bagi seluruh rumah produksi, kini dipertanyakan. Kasus ini menambah panjang daftar keluhan terkait ketidakamanan, baik fisik maupun mental, yang seringkali diabaikan oleh industri hiburan.

Belum Ada Klarifikasi dari Dimas Anggara dan Screenplay Films

Sampai saat artikel ini ditulis, belum ada pernyataan resmi yang dirilis oleh Dimas Anggara maupun perwakilan dari Screenplay Films. Ketidakhadiran klarifikasi ini justru memperkuat opini publik bahwa ada ketidakwajaran dalam proses syuting tersebut.

Sementara publik menunggu penjelasan resmi, tagar-tagar seperti #KeadilanUntukKiesha dan #AktorHarusProfesional mulai ramai digunakan di media sosial, menandakan bahwa isu ini telah berkembang menjadi sorotan nasional.

Profesionalisme Aktor dalam Sorotan

Peristiwa ini kembali membuka diskursus mengenai etika profesionalisme di dunia akting. Dalam situasi ideal, seorang aktor dituntut untuk memahami batas antara realitas dan adegan, serta menghormati sesama pemeran dalam menjalani proses kreatif.

Namun, insiden seperti ini menunjukkan bahwa masih ada celah besar dalam penerapan kode etik kerja di industri hiburan Indonesia. Tanpa sistem perlindungan yang ketat dan regulasi internal dari rumah produksi, aktor muda maupun senior bisa saja menjadi korban atau pelaku kekerasan yang tak terekam kamera.

Perlindungan untuk Aktor Muda

Kiesha Alvaro, sebagai seorang aktor muda, seharusnya mendapatkan perlindungan ekstra dari rumah produksi maupun asosiasi profesi. Sebagai anak dari dua figur publik, tekanan yang dihadapinya tentu tidak kecil. Namun, dukungan penuh dari orang tua dan masyarakat menjadi penting untuk menguatkan posisinya di tengah ketimpangan kekuasaan yang mungkin terjadi di industri ini.

Kasus ini seharusnya menjadi momentum evaluasi, agar aktor muda tidak hanya dilihat sebagai talenta potensial tetapi juga sebagai individu yang berhak atas keamanan dan kenyamanan kerja.

Baca Juga: Jambret Spesialis Angkot Ini Sudah Dua Kali Beraksi di Lokasi yang Sama

Efek Domino dalam Dunia Hiburan

Kasus Dimas Anggara vs Kiesha Alvaro tak hanya berdampak pada dua individu atau satu rumah produksi, tetapi turut menggoyang kepercayaan publik terhadap integritas industri hiburan secara keseluruhan.

Di tengah gempuran konten digital dan semakin meningkatnya konsumsi sinetron, standar keamanan dan etika kerja perlu ditingkatkan. Jika tidak, maka kejadian serupa akan berulang, dengan aktor lain sebagai korban berikutnya.

Dugaan kekerasan di lokasi syuting yang melibatkan Dimas Anggara dan Kiesha Alvaro menyoroti persoalan penting dalam industri hiburan Indonesia: profesionalisme, keamanan kerja, dan perlindungan terhadap aktor muda. Publik menanti klarifikasi dari pihak-pihak terkait dan berharap agar rumah produksi dapat memperbaiki standar operasional mereka agar insiden serupa tidak terulang.

Tags:
etika aktorScreenplay Filmsrumah produksisinetron Indonesiakekerasan di lokasi syutingOkie AgustinaPasha UnguKiesha AlvaroDimas Anggara

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor