Pak Aprizal dalam siaran live TikTok yang viral, mengungkap tuduhan kontroversial terhadap mantan atasannya, dr Richard Lee (Sumber: TikTok/@zey_4nn)

HIBURAN

Sosok Simpanan dr Richard Lee Siapa? Pak Aprizal Sebut Dugaan Perselingkuhan dengan Perempuan Asal Singapura

Senin 23 Jun 2025, 08:38 WIB

POSKOTA.CO.ID - Media sosial kembali diramaikan oleh kontroversi yang menyeret nama besar, yakni dr Richard Lee dokter estetika populer dan influencer kesehatan digital.

Kali ini, sorotan datang dari mantan asistennya yang dikenal publik sebagai Pak Aprizal, yang mendadak viral di platform TikTok setelah mengungkap sejumlah tuduhan kepada mantan atasannya tersebut.

Klip video live TikTok yang menampilkan Pak Aprizal tengah berbincang dengan figur publik lain, yakni Dokter Detektif alias Doktif, sontak menjadi perbincangan luas.

Dalam video tersebut, ia melontarkan beberapa pernyataan kontroversial, mulai dari persoalan ibadah hingga isu pribadi menyangkut dugaan perselingkuhan.

Baca Juga: Tap-Tap Gambar di Aplikasi Ini Langsung Cair Saldo DANA Gratis Rp155.000 ke Dompet Elektronik

Tuduhan Larangan Mendengar Khutbah Jumat

Salah satu pernyataan yang mencuri perhatian publik adalah ketika Pak Aprizal mengklaim bahwa dirinya pernah dilarang mendengarkan khutbah shalat Jumat oleh dr Richard Lee semasa masih bekerja sebagai asisten. Tuduhan ini dianggap sangat sensitif, mengingat konteksnya menyangkut praktik keagamaan yang bersifat personal dan sakral.

Menurut Aprizal, insiden tersebut terjadi saat ia masih dalam posisi bekerja langsung di lingkungan dekat dr Richard Lee. Ia mengaku kecewa atas sikap sang dokter yang dianggap tidak mendukung pelaksanaan ibadah yang menjadi kewajiban umat Islam.

Kutipan dari pernyataan Pak Aprizal yang diunggah ulang oleh akun TikTok @zey_4nn pada 22 Juni 2025 menjadi bahan diskusi yang cepat menyebar dan memicu berbagai reaksi, mulai dari empati hingga keraguan dari warganet.

Isu "Simpanan" dan Dugaan Perselingkuhan

Tidak berhenti pada isu ibadah, tuduhan yang dilemparkan oleh Pak Aprizal merambah ke ranah yang lebih pribadi. Ia menyebut bahwa dr Richard Lee diduga memiliki banyak "simpanan wanita", termasuk salah satunya yang dikaitkan dengan keberadaan di Singapura. Klaim ini muncul saat perbincangan dengan Doktif, yang menanyakan foto kebersamaan antara DRL dan seorang wanita misterius.

Dengan nada tegas, Aprizal membenarkan bahwa wanita yang dimaksud berada di luar negeri dan memiliki kedekatan dengan DRL yang dinilai mencurigakan.

“Yang di Singapura?” tanya Doktif.

“Iya,” jawab Pak Aprizal singkat.

Tuduhan ini memicu spekulasi liar di ruang komentar media sosial. Sejumlah pengguna mencoba menelusuri identitas wanita yang diduga sebagai "simpanan", meskipun hingga artikel ini diterbitkan, belum ada bukti konkret maupun klarifikasi resmi dari pihak-pihak terkait.

Antara Kebenaran dan Sensasionalisme: Etika Berbicara di Ruang Publik

Pernyataan Aprizal menjadi bahan diskusi lebih luas tentang etika komunikasi di ruang publik. Dalam konteks viralitas digital, informasi yang dilempar ke ranah umum cenderung langsung dikonsumsi tanpa proses verifikasi mendalam. Hal ini menimbulkan kekhawatiran akan penyebaran hoaks, pencemaran nama baik, atau bahkan potensi tuntutan hukum.

Pakar komunikasi publik menyarankan agar individu yang memiliki konflik personal menyelesaikannya melalui jalur yang pantas dan tidak menyeretnya ke ruang konsumsi publik secara spekulatif.

Respons Publik: Simpati, Kritik, dan Klarifikasi yang Dinanti

Publik terbagi dua. Di satu sisi, ada simpati terhadap keberanian Pak Aprizal membuka suara. Banyak netizen yang menganggap kisahnya mewakili suara orang-orang kecil yang mungkin terabaikan. Di sisi lain, ada pula kritik tajam yang menyebut Aprizal melakukan pencemaran nama baik dan membuka aib tanpa bukti sah.

Sementara itu, hingga saat ini dr Richard Lee belum memberikan tanggapan langsung atas tuduhan tersebut. Ia diketahui masih aktif di media sosial namun belum secara spesifik mengklarifikasi atau mengomentari kasus yang menyeret namanya ini.

Potensi Implikasi Hukum

Tuduhan terkait larangan beribadah dan perselingkuhan bukan perkara sepele, terutama jika diucapkan secara terbuka dan disebarluaskan melalui platform publik.

Jika dianggap mencemarkan nama baik atau memuat unsur fitnah, maka pihak yang dirugikan memiliki hak untuk menempuh jalur hukum sesuai UU ITE dan KUHP yang berlaku di Indonesia.

Dalam beberapa kasus serupa, tidak sedikit publik figur yang memilih mengadukan pencemaran nama baik ke pihak berwajib, untuk menjaga reputasi sekaligus menegaskan posisi hukum mereka.

Baca Juga: Catat! Jadwal Pendaftaran SPMB Jakarta Tahap 2 untuk SMP, Simak 6 Hal Penting Ini!

Budaya “Expose” di TikTok: Antara Konten dan Konsekuensi

Fenomena viral ini juga menyoroti tren konten "pengungkapan" atau expose yang kerap dilakukan di platform seperti TikTok. Konten semacam ini memang menarik atensi dan menghasilkan trafik tinggi, namun acap kali mengandung potensi pelanggaran etika jurnalistik, privasi, serta hukum.

Pakar media digital memperingatkan bahwa pengguna media sosial harus menyadari bahwa setiap unggahan dapat berujung pada konsekuensi hukum. TikTok bukan lagi sekadar ruang hiburan, tetapi juga arena komunikasi massal dengan jutaan saksi mata virtual.

Kasus viralnya Pak Aprizal dan tuduhan kepada dr Richard Lee adalah potret kecil dari dinamika hubungan personal yang terekspos ke ruang digital. Di tengah derasnya arus informasi dan opini, publik perlu bersikap bijak, memilah antara fakta dan spekulasi.

Yang terpenting, klarifikasi dari pihak terkait sangat dinanti agar publik tidak tersesat dalam kabut asumsi. Sementara itu, pelajaran terbesar dari kasus ini adalah pentingnya menjaga etika berbicara, terlebih jika menyangkut nama orang lain dan disampaikan di ruang publik.

Tags:
Pak Aprizaldr Richard Leeviral TikTokkontroversi publiktuduhan perselingkuhan

Yusuf Sidiq Khoiruman

Reporter

Yusuf Sidiq Khoiruman

Editor