POSKOTA.CO.ID - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dikenal luas sebagai wilayah yang kaya akan budaya, pendidikan, dan pariwisata.
Namun, di balik kekayaan budaya tersebut, terdapat dinamika pembangunan daerah yang menunjukkan perbedaan signifikan antar kabupaten dan kota.
Dari lima kabupaten/kota di wilayah ini, dua di antaranya menonjol secara konsisten dalam pembangunan manusia: Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul.
Baca Juga: Pengumuman Jalur Mandiri UNS 2025 Dirilis Hari Ini, Simak Besaran Uang Pangkalnya
Sleman, Kabupaten Termaju Berdasarkan IPM
Berdasarkan data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS), Kabupaten Sleman menempati posisi teratas dalam hal Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Yogyakarta, dengan nilai 85,71. Angka ini mencerminkan tingkat pencapaian yang sangat baik dalam tiga dimensi utama IPM, yaitu:
- Kesehatan (usia harapan hidup)
- Pendidikan (rata-rata lama sekolah dan harapan lama sekolah)
- Standar hidup layak (pengeluaran per kapita)
Capaian ini menjadikan Sleman sebagai kabupaten dengan pembangunan manusia terbaik di DIY, bahkan menyaingi sejumlah kota besar di luar provinsi.
Faktor Kunci: Pendidikan dan Akses Layanan Kesehatan
Sebagai kabupaten yang berbatasan langsung dengan Kota Yogyakarta, Sleman menikmati dampak positif dari keberadaan pusat-pusat pendidikan nasional seperti Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan universitas swasta lainnya.
Fasilitas kesehatan juga terbilang lengkap dan modern. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito dan sejumlah rumah sakit swasta bertaraf internasional menjamin layanan kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Hal ini mendongkrak indikator usia harapan hidup dan akses terhadap layanan kesehatan berkualitas.
Salak Pondoh, Komoditas Unggulan yang Mendunia
Bukan hanya unggul dalam aspek sosial, Sleman juga memiliki kekuatan ekonomi berbasis pertanian, terutama sebagai penghasil salak terbesar di Indonesia. Salak pondoh, varietas khas Sleman, telah dikenal di berbagai daerah bahkan menembus pasar ekspor.
Dengan daging buah yang lebih tebal, rasa manis yang konsisten, serta tekstur yang renyah, salak pondoh menjadi primadona di pasar domestik. Ratusan hektare kebun salak tersebar di kawasan Turi, Pakem, dan sekitarnya. Pemerintah daerah juga aktif mendorong program agrowisata salak, yang menggabungkan pertanian dengan pariwisata edukatif.
Pertumbuhan Infrastruktur dan Digitalisasi Layanan Publik
Pemerintah Kabupaten Sleman juga gencar dalam membangun infrastruktur pendukung seperti jalan raya, jembatan penghubung antar kecamatan, serta pemukiman layak huni. Digitalisasi layanan publik seperti e-Government, layanan SIM online, dan sistem administrasi kependudukan yang terintegrasi menjadi nilai tambah dalam efisiensi layanan.
Kabupaten Bantul: Menyusul di Posisi Kedua dengan IPM 82,05
Tidak jauh di bawah Sleman, Kabupaten Bantul menorehkan capaian IPM sebesar 82,05, menjadikannya kabupaten termaju kedua di DIY. Kemajuan ini tidak datang secara tiba-tiba, melainkan hasil dari konsistensi pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Pariwisata sebagai Motor Ekonomi
Bantul memiliki daya tarik pariwisata yang kuat. Daerah seperti Pantai Parangtritis, Bukit Bintang, dan Hutan Pinus Mangunan menjadi magnet bagi wisatawan. Sektor ini memberikan kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi lokal dan menciptakan banyak lapangan kerja.
Kemajuan Pendidikan dan Akses Sosial
Pemerintah Kabupaten Bantul terus memperluas akses pendidikan, terutama pada level sekolah dasar hingga menengah. Fasilitas sekolah telah diperbaiki, program beasiswa diperluas, dan pelatihan guru secara berkala dijalankan. Sektor kesehatan juga ditingkatkan dengan pembangunan puskesmas rawat inap dan peningkatan kualitas rumah sakit daerah.
Baca Juga: 15 Kode Redeem FF 1 Menit yang Lalu dan Masih Aktif Hari Ini 23 Juni 2025
Pemerataan Pembangunan Jadi Tantangan Wilayah Lain
Jika Sleman dan Bantul berada di urutan teratas, maka kabupaten lain seperti Kulon Progo dan Gunungkidul masih tertinggal secara relatif. Hal ini disebabkan oleh topografi yang sulit, keterbatasan akses transportasi, dan rendahnya angka investasi di wilayah tersebut.
Namun demikian, pemerintah provinsi DIY secara bertahap telah menerapkan strategi percepatan pembangunan wilayah pinggiran dengan membangun infrastruktur dasar, meningkatkan konektivitas, serta mendorong pengembangan potensi lokal, seperti perikanan di Gunungkidul dan bandara YIA di Kulon Progo.
Keberhasilan Sleman dan Bantul dalam memimpin pembangunan di DIY bukan hanya hasil dari potensi sumber daya alam, tetapi juga strategi perencanaan pembangunan yang tepat sasaran dan keberlanjutan program.
Dengan sinergi antara masyarakat, pemerintah daerah, dan sektor swasta, bukan tidak mungkin wilayah lain seperti Kulon Progo dan Gunungkidul dapat menyusul dalam waktu dekat.
Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menjaga momentum pertumbuhan ini melalui pemerataan layanan publik, peningkatan kualitas pendidikan, serta eksplorasi potensi ekonomi lokal agar pembangunan tidak hanya berpusat di satu atau dua daerah, tetapi merata ke seluruh wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.