Ia menegaskan, acara formal yang dijadwalkan hanya meliputi sambutan kepala sekolah, penyerahan siswa, pertunjukan paduan suara, dan pelepasan balon sebagai simbol kelulusan.
“Hiburan itu murni inisiatif panitia dari wali murid. Sekolah tidak diberitahu sebelumnya, dan kami merasa sangat menyesal atas kejadian ini,” ujar Admim dalam keterangannya kepada media.
Namun, pernyataan tersebut justru membuka ruang kritik baru karena, banyak pihak menilai sekolah tidak bisa semata-mata lepas tangan.