Sosok Djoko Susanto, pemilik ritel Alfamart yang trending usai bawa perusahaan logistik B-Log IPO di Bursa Efek Indonesia. (Sumber: Forbes)

Nasional

Profil Djoko Susanto Pemilik Alfamart: Dari Kios Rokok Hingga Membawa B-Log IPO di Bursa Efek Indonesia

Sabtu 21 Jun 2025, 16:53 WIB

POSKOTA.CO.ID - Djoko Susanto, tokoh utama di balik kesuksesan jaringan minimarket Alfamart, kembali menarik perhatian publik dan investor.

Pengusaha retail kawakan ini membawa PT Trimitra Trans Persada Tbk atau B-Log untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan skema penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO).

B-Log merupakan perusahaan jasa logistik yang memiliki koneksi erat dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT), induk dari jaringan Alfamart. Melalui IPO ini, B-Log menawarkan hingga 563,24 juta saham, atau sebesar 16,67 persen dari modal ditempatkan setelah IPO.

Harga penawaran awal ditetapkan pada kisaran Rp240–Rp270 per saham. Jika seluruh saham terjual pada harga tertinggi, perusahaan berpotensi meraup dana sebesar Rp152,07 miliar.

Baca Juga: Sudah Siap? Ini Jenis Tes Tahap 3 RBB BUMN 2025, Persiapan Lengkap untuk Menghadapi Ujian Penentu

Djoko Susanto mengendalikan B-Log melalui PT Sigmantara Alfindo yang juga memiliki 50,19 persen saham di PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk.

Struktur kepemilikan B-Log saat ini terdiri dari PT Sigmantara Alfindo (61 persen), PT Dua Mitra Inti Selaras (35 persen), dan PT Wiraguna Sejahtera Abadi (4 persen).

Menurut prospektus yang dirilis, sekitar 67 persen dana hasil IPO akan digunakan untuk penambahan modal ke entitas anak, PT Sumber Sarana Abadi (SSA), untuk pembangunan tiga gudang berpendingin (cold storage).

Sisanya, 33 persen akan dialokasikan untuk pembelian 75–100 unit kendaraan logistik tipe light truck yang dilengkapi fasilitas cold dan dry, sebagai bagian dari ekspansi armada distribusi.

Baca Juga: SK PPPK Tahap 1 Rampung 1 Oktober 2025: Lolos Seleksi, Setara ASN Penuh Waktu!

Masa penawaran umum B-Log dijadwalkan berlangsung pada 23–25 Juni 2025, dengan PT BCA Sekuritas bertindak sebagai penjamin emisi efek.

Profil Djoko Susanto

Lahir dari keluarga pedagang kelontong di Jakarta, Djoko Susanto tumbuh dalam lingkungan wirausaha sejak usia dini. Ia kerap membantu orang tuanya berdagang di pasar tradisional. Karena kondisi ekonomi keluarga, Djoko sempat harus menghentikan pendidikan formalnya.

Namun, semangatnya dalam berdagang tak pernah padam. Di usia remaja, ia memulai usaha kios rokok di Pasar Arjuna, Jakarta. Kemampuan Djoko dalam membaca peluang membuatnya dikenal oleh distributor besar, termasuk keluarga Sampoerna, pemilik PT HM Sampoerna.

Pada akhir 1980-an, ia menjalin kemitraan bisnis dengan keluarga Sampoerna dan mendirikan Alfa Toko Gudang Rabat, yang kemudian berevolusi menjadi PT Alfa Mitramart Utama. Pada tahun 1999, Djoko dan mitranya membuka gerai pertama Alfamart di Karawaci, Tangerang.

Tahun 2005 menjadi titik balik, ketika keluarga Sampoerna menjual seluruh sahamnya di Alfamart kepada Djoko. Melalui PT Sigmantara Alfindo, Djoko menjadi pemilik utama Alfamart dan membawa bisnis ritel ini berkembang pesat.

Baca Juga: Pensiunan PNS Siap-Siap! Tunjangan Pasangan Rp437.000 Cair dalam 10 Hari, Golongan Ini Kebagian

Ekspansi Alfamart dan Diversifikasi Bisnis

Saat ini, Alfamart mengoperasikan lebih dari 17.000 gerai yang tersebar di seluruh Indonesia dan Filipina.

Struktur kepemilikannya mencerminkan dominasi Djoko Susanto melalui PT Sigmantara Alfindo yang memegang 53,19 persen saham AMRT.

Alfamart tidak hanya beroperasi di sektor ritel, tetapi juga memiliki sejumlah anak usaha strategis, antara lain:

Kehadiran B-Log sebagai penyedia layanan logistik dinilai sangat strategis dalam memperkuat jaringan distribusi internal Alfamart maupun melayani kebutuhan logistik eksternal.

Total Kekayaan Djoko Susanto

Djoko Susanto konsisten masuk dalam daftar orang terkaya Indonesia versi Forbes. Pada 2023, kekayaannya ditaksir melebihi 3 miliar dolar AS.

Hal ini menjadikannya sebagai salah satu konglomerat papan atas yang membangun kekayaan dari sektor ritel dan distribusi.

Masuknya B-Log ke pasar modal menandai langkah penting diversifikasi bisnis Djoko di luar ritel.

Dengan dana hasil IPO, perusahaan berpotensi memperkuat infrastruktur logistik dingin yang sangat dibutuhkan dalam distribusi makanan beku, obat-obatan, dan produk FMCG sensitif suhu.

Industri logistik nasional yang tengah berkembang pesat menjadi peluang besar bagi B-Log untuk tumbuh, apalagi dengan dukungan ekosistem Alfamart yang sudah mapan.

Tags:
bisnis logistik Indonesiapengusaha terkaya IndonesiaProfil Djoko SusantoIPO BEI 2025AlfamartDjoko Susanto

Muhammad Faiz Sultan

Reporter

Muhammad Faiz Sultan

Editor