IHSG Terjun Bebas Akibat Perang Israel-Iran, Amerika Tutup Kedutaan di Yerusalem

Jumat 20 Jun 2025, 10:01 WIB
IHSG Terjun Bebas Akibat Perang Israel-Iran, Amerika Tutup Kedutaan di Yerusalem! (Sumber: Pinterest)

IHSG Terjun Bebas Akibat Perang Israel-Iran, Amerika Tutup Kedutaan di Yerusalem! (Sumber: Pinterest)

Henry Wibowo, Executive Director, Head of Indonesia Research & Strategy di JP Morgan Indonesia, menguatkan bahwa tensi geopolitik Israel-Iran memberikan tekanan besar terhadap IHSG.

Menurutnya, lonjakan harga minyak bisa berdampak buruk terhadap perekonomian Indonesia, mengingat Indonesia masih mengandalkan impor minyak dalam jumlah besar. Jika harga terus naik hingga menembus US$100 per barel, tekanan terhadap APBN akan semakin berat.

Namun, Henry juga menunjukkan sisi optimistis. Ia menjelaskan bahwa jika harga batubara melonjak, pasar Indonesia justru bisa diuntungkan karena komoditas ini merupakan andalan ekspor nasional.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa penurunan suku bunga bisa menjadi penyelamat pasar modal Indonesia. “Kami memprediksi adanya ruang untuk satu hingga dua kali pemotongan suku bunga di Indonesia. Ini akan mendorong fund flow ke pasar negara berkembang seperti Indonesia,” kata Henry.

JP Morgan memproyeksikan IHSG bergerak dalam rentang luas 6.500 hingga 7.500 dalam 12 bulan ke depan, tergantung pada volatilitas global dan arah suku bunga.

Baca Juga: SPMB Jabar 2025 Umumkan Status 'Layak Seleksi', Ini Arti Istilah yang Wajib Diketahui Orang Tua

Potensi Lanjutan dan Risiko Strategis

Konflik Israel dan Iran tidak menunjukkan tanda-tanda mereda. Iran, dalam operasi balasan bertajuk Janji Sejati III, telah meluncurkan lebih dari 100 drone tempur dan rudal balistik ke arah Israel, menargetkan sistem pertahanan udara serta infrastruktur militer di Haifa dan Tel Aviv.

Israel, melalui Menteri Pertahanan Israel Katz, merespons dengan meningkatkan intensitas serangan ke wilayah Iran. Militer Israel bahkan dilaporkan telah mempersiapkan serangan udara ke infrastruktur strategis di Teheran, termasuk sentrifus nuklir dan jaringan rudal.

Menurut laporan media Iran, sistem pertahanan udara Iran telah mencegat sejumlah serangan di Teheran utara. Namun eskalasi ini berpotensi memicu intervensi dari pihak ketiga, termasuk Amerika Serikat atau negara Teluk lainnya, yang akan memperluas skala konflik.

Dewan Keamanan Nasional Iran telah mengeluarkan peringatan bahwa strategi berbeda akan diterapkan jika negara lain ikut campur dalam konflik. Ini berarti risiko geopolitik masih jauh dari kata usai.

Sektor Konsumer dan Tambang Masih Menarik

Meskipun kondisi global tidak pasti, JP Morgan masih menyukai sektor konsumer dan tambang, khususnya terkait emas. Permintaan emas sebagai aset lindung nilai meningkat pesat setiap kali risiko geopolitik melonjak.

Sektor konsumer, di sisi lain, dinilai defensif terhadap gejolak global, karena permintaan dalam negeri masih kuat. Ini menjadi pertimbangan penting bagi investor yang ingin melakukan rotasi sektor di tengah fluktuasi pasar yang tinggi.


Berita Terkait


News Update