"Walaupun nggak dimintai, saya kasih kebijakan aja, seikhlasnya saya. Karena dia yang kasih saya izin bikin lapak di sini," tambahnya.
Setiap hari, Suryadi bekerja sebagai sopir bajaj di Stasiun Bekasi, sementara istrinya bekerja di laundry.

Pendapatan mereka tidak menentu dan sering kali tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup.
"Semalam aja tidur di sini, di bawah terpal ini," keluhnya.
Meski keluarganya sudah mengungsi ke kontrakan satu petak berkat bantuan seorang dermawan, Suryadi tetap bertahan di lokasi.
Ia khawatir sisa material rumah seperti kayu, bambu, dan genteng diambil orang.
"Masih ada kayu dan bambu di sini. Kalau saya tinggal pergi, takut diambil orang," pungkasnya. (cr-3)