POSKOTA.CO.ID - Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan adalah aspirasi utama dalam setiap sistem pendidikan.
Suasana sekolah yang positif tidak hanya memengaruhi semangat belajar siswa, tetapi juga efektivitas pengajaran guru dan kesejahteraan seluruh komunitas sekolah.
Dalam program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Kementerian Agama (Kemenag) tahun 2025, modul pelatihan secara khusus menyoroti pentingnya pendekatan kolektif dalam mewujudkan tujuan ini.
Salah satu poin krusial yang menjadi refleksi bagi para calon guru pada Modul 2 PPG 2025 adalah urgensi kolaborasi semua pihak.
Baca Juga: Kunci Jawaban Modul 1 Post Test PPG Daljab Guru Tertentu 2025: Bahan Evaluasi Akhir
Setelah menyelesaikan post-test, peserta dihadapkan pada Cerita Reflektif yang memicu pemikiran mendalam mengenai tanggung jawab bersama ini. Pertanyaan inti yang diajukan adalah:
Cerita Reflektif:
Mengapa semua pihak harus berkolaborasi dalam menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan?
Pertanyaan ini mendorong para guru untuk memahami bahwa iklim sekolah bukan hasil upaya individu, melainkan produk dari sinergi dan partisipasi aktif seluruh komponen ekosistem pendidikan.
Ini mencakup tidak hanya guru dan siswa, tetapi juga tenaga kependidikan, kepala sekolah, orang tua, dan bahkan masyarakat sekitar.
Baca Juga: Kunci Jawaban Modul 1 Topik 3 PPG 2025 Tertentu bagi Guru Daljab: Materi Teaching at The Right Level
Analisis Kunci Jawaban: Mengapa Kolaborasi Tak Terhindarkan?
Kunci jawaban untuk pertanyaan reflektif ini secara konsisten menekankan bahwa menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan bukanlah tugas satu atau dua orang, melainkan sebuah proyek kolektif yang membutuhkan partisipasi aktif dan kolaborasi dari semua pihak.
Penjelasan lebih lanjut menegaskan bahwa iklim sekolah itu seperti ekosistem kompleks, di mana setiap komponen saling memengaruhi dan berperan dalam prosesnya secara keseluruhan.
Sebagai analogi yang mudah dipahami, kunci jawaban alternatif pertama mengibaratkan sekolah seperti membangun rumah.
Jika hanya tukang batu yang bekerja tanpa arsitek, tukang kayu, atau pemilik rumah, hasilnya tidak akan optimal, bahkan bisa jadi tidak kokoh.
Demikian pula dengan sekolah, keberhasilan penciptaan iklim positif sangat bergantung pada dukungan dan kontribusi dari setiap elemen.
Baca Juga: Ini Cara Mudahnya! Tahapan PPG 2025 Terbaru: Dari Modul Inti hingga Jurnal Pembelajaran
Berikut adalah beberapa alasan fundamental mengapa kolaborasi mutlak diperlukan:
1. Tanggung Jawab Bersama: Iklim sekolah secara langsung memengaruhi pengalaman dan perkembangan semua warga sekolah berikut siswa, guru, staf, hingga orang tua.
Oleh karena itu, semua pihak memiliki kepentingan dan andil dalam membentuknya. Jika hanya guru yang berusaha menciptakan suasana positif tanpa dukungan siswa atau orang tua, usahanya akan terasa berat dan kurang efektif.
Ini menekankan bahwa kesejahteraan sekolah adalah tanggung jawab bersama yang tidak bisa diemban oleh satu pihak saja.
2. Perspektif Berbeda, Solusi Lebih Kaya: Setiap pihak membawa perspektif dan pengalaman unik. Siswa tahu apa yang mereka butuhkan untuk merasa nyaman dan termotivasi.
Guru memahami dinamika kelas dan tantangan belajar. Orang tua melihat kebutuhan anak dari sisi keluarga dan punya harapan terhadap sekolah. Staf administrasi memahami operasional.
Menyatukan pandangan ini melalui kolaborasi memungkinkan penemuan solusi yang lebih holistik dan efektif untuk menciptakan lingkungan yang menyenangkan.
Kunci Jawaban Alternatif:
Melengkapi argumen tersebut, kunci jawaban alternatif kedua juga menguatkan bahwa sekolah adalah sebuah ekosistem.
Beberapa alasan utama mengapa kolaborasi semua pihak sangat penting dalam menciptakan iklim sekolah yang menyenangkan meliputi:
1. Kesejahteraan Sekolah Adalah Tanggung Jawab Bersama: Konsep school well-being tidak bisa dibangun oleh satu pihak saja. Guru tidak mungkin bekerja sendiri tanpa dukungan kepala sekolah, orang tua, dan lingkungan. Kolaborasi memperkuat komitmen kolektif untuk menciptakan sekolah yang sehat, aman, dan menyenangkan.
2. Meningkatkan Rasa Kepemilikan dan Kepedulian: Ketika semua pihak dilibatkan, mereka merasa memiliki peran penting. Siswa merasa didengar, guru merasa dihargai, dan orang tua merasa berdaya. Iklim ini menciptakan kepercayaan dan rasa saling mendukung yang esensial.
3. Iklim Positif Meningkatkan Kualitas Belajar dan Mengajar: Lingkungan yang nyaman secara fisik, sosial, dan emosional membuat siswa lebih fokus, percaya diri, dan aktif belajar. Demikian pula, guru pun lebih semangat mengajar jika lingkungan mendukung dan saling menghargai.
Pada intinya, iklim sekolah yang menyenangkan adalah produk dari ekosistem yang sehat, di mana setiap elemen saling mendukung dan berkontribusi.
Tanpa kolaborasi, upaya ini akan menjadi parsial, kurang efektif, dan sulit berkelanjutan, sehingga mengurangi potensi maksimal dari proses pendidikan.
Disclaimer: Artikel ini hanya sebagai referensi bagi para tenaga pendidik dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) 2025. Peserta mungkin perlu untuk mengganti jawaban sesuai dengan perspektif masing-masing.