Tangkapan layar video AI tentang 'Hari Pertama di Neraka' (Sumber: Ist.)

KHAZANAH

Buya Yahya Angkat Bicara Soal Video 'Hari Pertama di Neraka Buatan AI, Begini Tanggapannya

Selasa 17 Jun 2025, 11:30 WIB

POSKOTA.CO.ID – Fenomena konten hiburan bertema “hari pertama di neraka” dan “hari kedua di neraka” yang marak di media sosial memicu respons dari kalangan ulama.

Video-video yang diproduksi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI) itu memperlihatkan orang-orang yang seolah berenang di lava atau mandi di sungai api, dengan narasi ringan seperti “seru juga ya, panasnya mantul.”

Ulama kondang Buya Yahya memberikan tanggapan tegas terhadap tren tersebut. Beliau menilai konten seperti itu dapat dikategorikan sebagai bentuk perendahan terhadap perkara akhirat, yang berpotensi mengeluarkan pelakunya dari lingkup keimanan.

“Merendahkan neraka dan surga adalah mengeluarkan kita dari iman. Orang yang merendahkan surga keluar dari iman. Orang yang merendahkan neraka keluar dari iman. Sehingga tidak boleh kita bermain-main dengan surga dan neraka,” kata Buya Yahya, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Al-Bahjah TV pada Selasa, 17 Juni 2025.

Baca Juga: Ingin Hidup Bahagia? Ini 10 Tips Menjaga Kesehatan Mental Agar Tidak Mudah Stress

Beliau mengutip pendapat Imam Ibnu Hajar dalam kitab Muqaddimah Sullam, yang menyatakan bahwa termasuk dalam hal yang membatalkan iman adalah merendahkan Allah, Rasulullah, surga, neraka, dan Al-Qur’an.

Namun demikian, Buya Yahya juga menegaskan bahwa penilaian terhadap seseorang yang mengucapkan kalimat bernada guyonan tersebut tetap harus dikembalikan pada niat individu bersangkutan.

“Mungkin dia terbiasa omong-omong semacam itu, tidak ada hubungannya dengan perendahan. Hanya kalimat-kalimat yang diucapkan, ‘mantul’, ‘mantap’, ‘betul’. Barangkali maksudnya apa, wallahu a’lam,” ujar Buya Yahya.

Terkait upaya visualisasi neraka dengan teknologi, Buya Yahya menyebut bahwa segala bentuk ilustrasi duniawi tidak akan pernah mampu menggambarkan kedahsyatan sebenarnya.

Baca Juga: Bahaya Emosi Amarah dan Egoisme bagi Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Pakar

“Seindah apa pun kita membuat khayalan dunia dengan teknologi paling canggih sekalipun, maka katakanlah, surga tetap maa la 'ainun ra'at wa la udzunun sami'at wa la khathara 'ala qalbi basyar,” tegasnya.

“Begitu pula dengan neraka, tidak pernah terbayang seperti apa. Neraka yang sesungguhnya jauh dan jauh dan jauh daripada itu,”

Buya Yahya juga menyentil persoalan lemahnya iman sebagai akar dari fenomena ini. Menurutnya, orang yang benar-benar beriman tidak akan tega menjadikan neraka sebagai bahan candaan atau hiburan.

“Kalau imannya ada, tidak akan mungkin dia merendahkan surga atau neraka. Di saat disebut ‘neraka’, yang ada adalah air mata. Bagaimana sempat main-main dan guyonan?”

Baca Juga: 5 Kegiatan Spiritual yang Sangat Jitu Memperkuat Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Praktisi Mental Health

Selain masalah keimanan, beliau juga menyinggung soal kerusakan mental yang bisa membuat seseorang menikmati kekerasan atau penderitaan.

“Hari ini ada orang yang mentalnya rusak sehingga siksa itu dinikmati. Semestinya sedih, tidak sedih lagi, tapi menikmati. Ini kan masalah mental,”

Beliau mencontohkan kasus seorang muslimah yang mengaku menonton siaran gelap yang menampilkan adegan penyiksaan ekstrem dan merasa menikmatinya, sebuah pertanda bahwa ada kerusakan pada aspek psikologis.

Buya Yahya kembali menekankan bahwa merendahkan perkara akhirat bukanlah urusan sepele.

“Yang merendahkan surga dan neraka adalah keluar dari iman. Itu saja yang perlu kami sampaikan,” pungkasnya.

Tags:
Buya Yahyanerakasurga video AImedia sosial

Muhamad Arip Apandi

Reporter

Muhamad Arip Apandi

Editor