Ilustrasi seorang perempuan sedang olahraga lari. (Sumber: PxHere)

GAYA HIDUP

3 Mental Blok yang Dapat Menghancurkan Kedisiplinan, Begini Cara Mengatasinya

Selasa 17 Jun 2025, 14:16 WIB

POSKOTA.CO.ID – Kedisiplinan sering dianggap sebagai kunci utama menuju kesuksesan.

Namun, tak jarang kita gagal mempertahankannya. Rencana-rencana mulia seperti bangun pagi, olahraga teratur, atau hidup sehat sering kali kandas hanya karena alasan-alasan yang tampak sepele.

Menurut mental health advocate Gayathri Arvind, ada tiga kebenaran utama mengapa kita terus-menerus gagal menjaga disiplin, dan yang lebih penting, bagaimana kita bisa memecahkannya.

Baca Juga: Tips Keluar dari Zona Nyaman untuk Meningkatkan Kualitas Hidup dan Kesehatan Mental, Apa Sebenarnya yang Dimaksud Zona Nyaman?

Otakmu Menjebakmu untuk Mencari Kenyamanan

Kamu mungkin pernah bertekad bangun jam 6 pagi. Rasanya seperti awal kehidupan baru. Tapi saat alarm berbunyi, segalanya berubah. Kasur terasa lebih nyaman, dan otakmu mulai bernegosiasi:

Tanpa disadari, kamu sudah tertidur lagi.

Menurut Arvind, ini bukan salahmu. Ini kerja sistem limbik di otak yang memprioritaskan kenyamanan dan menganggap usaha sebagai ancaman. Otak kita dirancang untuk menghindari ketidaknyamanan, termasuk bangun pagi atau olahraga.

Namun, ada cara untuk melawannya, yakni menang di 10 detik pertama.

“Perasaanmu memang nyata, tapi kamu harus melatih otak untuk bertindak berdasarkan logika, bukan emosi. Kamu tidak perlu melawan emosimu. Cukup menang di 10 detik pertama,” Gayathri Arvind, dikutip oleh Poskota dari kanal YouTube Abhasa - Mental Health.

Saat alarm berbunyi, bangun sebelum kamu sempat berpikir. Saat waktunya olahraga, keluar rumah sebelum otak mulai bernegosiasi. Karena keputusan besar ditentukan di jendela waktu yang kecil itu.

Baca Juga: Ingin Hidup Bahagia? Ini 10 Tips Menjaga Kesehatan Mental Agar Tidak Mudah Stress

Lingkunganmu Mengendalikan Disiplinmu

Bayangkan kamu sudah siap ke gym. Tapi tiba-tiba ada notifikasi. Kamu berpikir, “Lihat sebentar, ah.” Satu scroll berubah jadi 30 menit. Dopamin habis, semangat hilang, dan kamu berkata, “Besok aja mulai lagi.”

“Ini bukan kecelakaan,” kata Gayathri. “Dunia ini didesain untuk membuatmu terdistraksi, kecanduan, dan tidak disiplin,”

Media sosial, makanan cepat saji, dan platform streaming, semuanya sengaja dibuat agar kamu sulit fokus.

Solusinya? Lindungi lingkunganmu dan ciptakan mikro-lingkungan yang mendukung disiplin.

Orang-orang yang disiplin tahu bahwa mereka tidak bisa hanya mengandalkan kemauan. Mereka mendesain ruang mereka agar mendukung tujuan.

“Buat gangguan menjadi lebih sulit, dan disiplin menjadi lebih mudah. Jika kamu tidak mengendalikan lingkunganmu, maka lingkunganlah yang akan mengendalikanmu,” ujar Gayathri.

Baca Juga: Apa Saja Rutinitas Malam yang Benar untuk Meningkatkan Kesehatan Mental dan Kualitas Tidur? Begini Penjelasannya

Otakmu Mengikuti Identitas, Bukan Motivasi

Kamu sudah bangun pagi selama beberapa hari, makan sehat, dan rajin ke gym. Tapi satu kali bolos, semuanya kembali seperti semula. Kenapa?

Karena menurut Arvind, otakmu selalu kembali ke identitas yang kamu yakini tentang dirimu.

“Jika di dalam hati kamu masih percaya bahwa kamu bukan orang disiplin, maka kamu akan selalu kembali ke kebiasaan lama,”

Disiplin sejati bukan hanya soal kebiasaan, tapi soal identitas. Orang yang sukses menjaga disiplin tidak hanya memaksa diri, tapi juga mengubah cara mereka melihat diri sendiri.

Mulailah dengan mengganti narasi dalam dirimu:

“Begitu kamu berkata pada otakmu, ‘Inilah aku,’ maka otak akan menyesuaikan kebiasaanmu agar sesuai dengan itu,” jelas Arvind.

Awalnya memang terasa dipaksakan. Tapi seiring waktu, akan terasa alami. Hingga akhirnya, kamu benar-benar menjadi orang disiplin itu.

Baca Juga: 5 Kegiatan Spiritual yang Sangat Jitu Memperkuat Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Praktisi Mental Health

Disiplin bukanlah soal kemauan baja atau motivasi tinggi semata. Disiplin adalah soal memahami cara kerja otak, menciptakan lingkungan yang mendukung, dan membentuk identitas baru tentang diri kita.

“Di awal akan terasa sulit. Lalu menjadi kebiasaan. Lalu menjadi bagian dari dirimu,” ujar Gayathri.

Kuncinya ada di 10 detik pertama, dalam lingkungan yang tepat, dan dalam cara kamu melihat dirimu sendiri. Maka, bukan hanya disiplin yang kamu bangun, tapi hidup yang kamu inginkan.

Tags:
pengembangan diridisiplin dirimotivasi dirikesehatan mental

Muhamad Arip Apandi

Reporter

Muhamad Arip Apandi

Editor