POSKOTA.CO.ID - Didirikan pada tahun 2017, Bolu Susu Lembang (BSL) muncul sebagai salah satu produk kuliner ikonik dari kawasan Lembang, Bandung.
Cita rasa yang memadukan kelembutan tekstur bolu dengan kelezatan susu segar menjadi ciri khas utama. Dalam waktu singkat, BSL berhasil merebut hati masyarakat lokal maupun wisatawan yang berkunjung ke Jawa Barat.
Tidak hanya sebagai makanan ringan, BSL menjadi simbol oleh-oleh kekinian khas Bandung. Produk ini juga sering muncul dalam berbagai unggahan media sosial yang memperlihatkan momen berbagi, hadiah kejutan, hingga camilan keluarga.
Baca Juga: DPRD Jakarta Ragu Sanksi Denda bagi Pelanggar Kawasan Tanpa Rokok Timbulkan Efek Jera
Pengumuman Mendadak yang Mengguncang
Pada pertengahan tahun 2025, akun resmi Bolu Susu Lembang mengumumkan keputusan untuk menghentikan produksinya secara permanen. Pengumuman ini disampaikan lewat unggahan yang penuh nuansa emosional.
"Hanya ingin bilang, terima kasih karena sudah memilih kami dari pertama kali muncul sampai sekarang," tulis akun resmi BSL.
"Setiap kotak yang pernah kamu bawa pulang, selalu punya cerita & kami bangga bisa jadi bagian kecil dari itu. Dari hati yang paling dalam, terima kasih ya."
Unggahan tersebut sontak memicu gelombang kesedihan dari para pelanggan setia. Banyak yang merasa kehilangan, mengingat bolu ini telah menemani berbagai momen berharga dalam hidup mereka.
Dugaan Pemalsuan Produk Mencuat
Seiring dengan euforia perpisahan tersebut, muncul dugaan bahwa penutupan BSL berkaitan dengan pemalsuan produk. Beberapa pengguna TikTok mulai mengungkapkan kekhawatiran tentang maraknya produk palsu yang beredar di pasaran.
Akun TikTok @angels, misalnya, mengungkapkan keprihatinannya:
"Plis jangan tutup, kasih tanda/logo baru buat mastiin keasliannya. Biar konsumen nggak ketipu dan lebih hati-hati waktu beli."
Sementara itu, akun lain @Frz_ menjelaskan:
"Inget genkss, kalau mau beli yang BSL (Bolu Susu Lembang), bukan BSLA (Bolu Susu Lembang Asli). Emang sama-sama enak, tapi BSL (yang gak pakai A) jauh lebih enak."
Persoalan ini mempertegas pentingnya perlindungan merek dan keaslian produk di tengah pasar kuliner Indonesia yang kompetitif dan seringkali tidak terlindungi secara ketat.
Baca Juga: 8 Bahan Alami yang Dapat Membantu Mengendalikan Gula Darah Tinggi pada Penderita Diabetes
Klarifikasi dari Pihak Resmi BSL
Menanggapi kekhawatiran pelanggan, pihak resmi Bolu Susu Lembang juga sempat memberikan klarifikasi melalui kolom komentar media sosial mereka:
"Kakaa tolong yaaah perhatiin kemasannya ajah. Produk kami Bolu-Susu-Lembang (3 kata aja, nggak pakai tambahan lain)," tulis akun resmi BSL.
Hal ini menunjukkan bahwa pihak produsen telah menyadari keberadaan produk tiruan yang membawa nama serupa namun bukan bagian dari merek mereka.
Upaya untuk membedakan produk asli dan palsu tampaknya belum cukup kuat untuk melindungi identitas produk mereka di pasar.
Perspektif Bisnis: Tantangan di Balik Kuliner Viral
Penutupan Bolu Susu Lembang menimbulkan pertanyaan yang lebih luas tentang ketahanan bisnis kuliner viral. Banyak usaha makanan yang meroket berkat media sosial, namun tidak semuanya bisa bertahan dalam jangka panjang. Tantangan seperti:
- Persaingan produk tiruan
- Fluktuasi tren konsumen
- Kurangnya perlindungan merek dagang
- Biaya operasional yang membengkak
menjadi faktor yang sering luput dari perhatian publik, namun sangat menentukan kelangsungan sebuah bisnis.
Baca Juga: 7 Strategi Mengelola Keuangan Usaha Modal Kecil agar Bisnis Cepat Berkembang
Harapan Publik: Kembalinya BSL atau Produk Serupa
Meski sudah mengumumkan penutupan, banyak pelanggan yang berharap BSL bisa kembali dengan strategi baru, terutama dengan identitas merek yang lebih kuat.
Permintaan seperti penambahan QR code autentikasi, desain kemasan eksklusif, hingga kolaborasi resmi dengan e-commerce besar mulai bermunculan di kolom komentar.
Beberapa usulan lain dari netizen meliputi:
- Pendaftaran hak paten dan hak merek dagang agar tak mudah dipalsukan.
- Pelabelan hologram keaslian untuk membedakan produk original dari tiruan.
- Penjualan online eksklusif untuk menghindari distribusi liar.
Kisah Bolu Susu Lembang menjadi pelajaran penting bagi pelaku UMKM dan konsumen. Produk lokal tidak hanya menjual rasa, tetapi juga nilai emosional dan identitas daerah.
Ketika merek lokal seperti BSL harus menghentikan produksinya karena kendala seperti pemalsuan, maka menjadi tanggung jawab bersama antara pelaku usaha, pemerintah, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem bisnis yang sehat.