Ilustrasi kesehatan mental. (Sumber: PxHere)

GAYA HIDUP

Kenapa Kita Senang Membandingkan Diri Sendiri dengan Orang Lain? Apakah Bagus untuk Kesehatan Mental? Begini Penjelasan Pakar

Sabtu 14 Jun 2025, 15:53 WIB

POSKOTA.CO.ID – Apakah Anda pernah merasa seperti semua orang bergerak maju, sementara Anda masih terjebak di tempat?

Teman-teman menikah, mendapat promosi, membeli rumah, atau mengunggah foto liburan dari Bali, dan Anda? Masih mencoba memahami arah hidupmu. Meski sudah berkali-kali berkata pada diri sendiri, “jangan membandingkan,” tetap saja perasaan itu datang.

Menurut Gayathri Arvind, advokat kesehatan mental sekaligus pendiri Abhasa Rehab and Wellness, membandingkan diri bukanlah kesalahan atau kelemahan pribadi.

“Perbandingan itu punya akar, akar yang dalam secara psikologis dan emosional,” ujarnya, dikutip oleh Poskota dalam kanal YouTube Abhasa - Mental Health pada Sabtu, 14 Juni 2025. Selama akar itu belum kita kenali, perasaan tertinggal akan terus menghantui.

Baca Juga: Tips Menentramkan Hati untuk Menjaga Kualitas Kesehatan Mental, Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Berikut ini empat akar utama perasaan membandingkan diri, dan bagaimana cara menyembuhkan masing-masing:

Perbandingan sebagai Cermin Keinginan

Kita tidak membandingkan diri dengan semua orang. Justru kita merasa tertinggal terhadap orang yang memiliki sesuatu yang secara diam-diam kita inginkan, karier seorang teman, hubungan si sepupu, atau gaya hidup influencer.

“Perbandingan bukanlah musuh, ia hanya cermin. Ia memantulkan keinginan yang tersembunyi di hati kita,” jelas Gayathri.

Lalu apa solusinya? Akui keinginan itu tanpa menghakimi diri.

Jangan hanya terpaku pada hasil yang mereka capai, tapi pelajari jalan yang mereka tempuh untuk mencapainya, apa yang mereka korbankan, keterampilan apa yang dibangun, dan bagaimana Anda bisa memulai versimu sendiri dari perjalanan itu.

Saat Anda mulai melangkah di jalanmu sendiri, perbandingan akan kehilangan kekuatannya.

Baca Juga: Kesehatan Mental: Pandangan Islam tentang Panic Attack dan Anxiety, Begini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Perbandingan karena Tidak Punya Jati Diri

Kadang kita membandingkan bukan karena menginginkan sesuatu, melainkan karena kita belum tahu siapa diri kita sebenarnya. Melihat orang lain hidup dengan arah yang jelas bisa membuat kita mempertanyakan pilihan hidup sendiri.

“Ketika identitas belum jelas, kita menjadi seperti spons. Kita menyerap keputusan orang lain dan lupa bertanya, apa sebenarnya yang kita inginkan?”

Solusinya adalah menggali nilai-nilai pribadi, apa yang benar-benar penting bagimu?

Hidup seperti apa yang membuatmu bangga, meskipun tak ada yang bertepuk tangan? Pilihan apa yang paling mewakili dirimu, meski terlihat berbeda dari teman-teman? Saat Anda mulai mendefinisikan hidupmu sendiri, kebutuhan untuk membandingkan akan memudar.

Baca Juga: 5 Cara Menghentikan Kecanduan Film Porno yang Berdampak Buruk bagi Kesehatan Mental

Perbandingan dari Otak yang Ingin Bertahan Hidup

Misalnya, Anda merasa bahagia dengan hidupmu. Tapi begitu membuka Instagram dan melihat teman lama yang dulu nilainya biasa-biasa saja kini tampil di TED Talk, tiba-tiba dadamu sesak dan hatimu ciut.

“Ini bukan kecemburuan, ini adalah respon takut dari otak kita yang masih bekerja seperti ribuan tahun lalu.”

Otak kita secara naluriah memindai lingkungan untuk memastikan status sosial. Dahulu, status menentukan keselamatan dalam suku. Kini, lingkunganmu bukan lagi hutan, melainkan Instagram, grup WhatsApp, atau lingkungan kantor.

Solusinya adalah sadari ketika perbandingan muncul dari rasa takut. Rasanya akan muncul sebagai rasa mendesak, tidak nyaman, dan seolah ada yang salah dengan dirimu.

Ambil jeda. Tarik napas. Tanyakan pada diri sendiri: “Apa yang aku pikirkan tentang hidupku?” Bukan pendapat orang lain, tapi pendapatmu sendiri. Ketika Anda merasa aman di dalam, Anda tak butuh pembanding dari luar.

Baca Juga: Terapi Alternatif Kesehatan Mental, Simak 6 Pilihan yang Bisa Dicoba

Perbandingan dari Luka Emosional yang Belum Sembuh

Ini akar yang paling dalam dan personal. Terkadang Anda merasa tersakiti bukan karena iri pada pencapaian orang lain, tapi karena merasa diri sendiri tidak cukup baik.

“Perbandingan ini bukan tentang mereka, tapi tentangmu, tentang dirimu yang dulu, yang ingin dilihat, didengar, dan dipilih,”

Mungkin dulu Anda hanya mendapat pujian ketika berprestasi. Atau selalu dibandingkan dengan saudara. Atau kebutuhan emosionalmu tidak pernah benar-benar diperhatikan.

Solusinya adalah duduk bersama rasa itu. Tanyakan, “Kapan pertama kali aku merasa tidak cukup?”

Apa keyakinan yang muncul dari momen itu, dan apakah masih berlaku sekarang? Jika perlu, lakukan terapi, inner child healing, atau bangun hubungan yang aman dengan orang-orang yang bisa menerima dirimu.

Saat luAnda sembuh, perbandingan akan ikut menghilang. Seperti yang dikatakan Gayathri, “Anda tidak perlu melawan perbandingan. Cukup pahami akarnya, dan Anda akan mendapatkan kembali kekuatan untuk bangkit di atasnya.”

Tags:
pengembangan diripenyembuhan emosionalkesehatan mental

Muhamad Arip Apandi

Reporter

Muhamad Arip Apandi

Editor