AS batasi staf kedubes (Sumber: Pinterest)

Internasional

AS Batasi Pergerakan Staf Kedubes Jelang Serangan Israel ke Iran

Jumat 13 Jun 2025, 14:38 WIB

POSKOTA.CO.ID - Amerika Serikat dilaporkan telah mengetahui lebih awal rencana Israel untuk melancarkan serangan terhadap Iran, dan segera mengambil langkah preventif. Dilansir The Jerusalem Post pada Jumat, 13 Juni 2025.

Pemerintah AS mengumumkan pembatasan aktivitas bagi staf Kedutaan Besar serta keluarga mereka di Israel.

Tindakan ini dipandang sebagai indikasi kuat akan kemungkinan terjadinya serangan militer dalam waktu dekat.

Dalam pengumuman resmi tersebut, AS melarang staf diplomatiknya melakukan perjalanan ke luar wilayah Tel Aviv Raya, Yerusalem, dan Beersheba, kecuali untuk kepentingan menuju Bandara Ben Gurion.

Baca Juga: Zionis Israel Kini Menyasar Kawasan Beirut Selatan yang Dibombardir

Langkah ini dimaksudkan sebagai bentuk perlindungan sebelum Israel melancarkan serangan terhadap Iran pada Jumat dini hari, 13 Juni 2025.

Keputusan ini bukan tanpa dasar. Sumber intelijen menyatakan bahwa Washington telah menerima informasi bahwa Israel berencana menyerang situs-situs penting Iran yang berkaitan dengan program nuklir dan militer.

“Sebagai respons, seluruh kedutaan AS di wilayah-wilayah yang diperkirakan akan menjadi sasaran balasan Iran telah diminta untuk meningkatkan kewaspadaan,” demikian laporan dilansir dari The Jerusalem Post.

Langkah serupa juga diterapkan di Irak dan beberapa negara Teluk. Kedutaan Besar AS di Baghdad memperingatkan warganya agar menunda perjalanan yang tidak mendesak. Sementara itu, keluarga personel militer di Bahrain dan Kuwait diberi kesempatan untuk meninggalkan lokasi penugasan lebih awal.

Baca Juga: 10 Fakta Terkait Konflik Palestina dan Israel yang Wajib Diketahui

Seorang pejabat senior di Departemen Luar Negeri AS menjelaskan bahwa kebijakan tersebut diambil menyusul evaluasi ancaman terbaru. Menteri Luar Negeri Marco Rubio bersama Menteri Pertahanan Pete Hegseth mengambil keputusan cepat demi mengamankan warga dan fasilitas AS di kawasan tersebut.

Sementara itu, Iran merespons ancaman tersebut dengan meningkatkan kesiapsiagaan militer. Latihan militer digelar lebih awal dari jadwal, dan Komandan Garda Revolusi, Hossein Salami, menegaskan bahwa tanggapan Teheran kali ini akan “mengguncang kawasan.”

Dilansir dari The New York Times bahwa Iran telah menyiapkan ratusan rudal balistik sebagai bagian dari skenario balasan, yang tak hanya menargetkan Israel tetapi juga pangkalan militer AS di Timur Tengah.

Presiden AS Donald Trump sempat meminta Israel untuk menahan diri dan membuka kembali jalur diplomasi. Namun, upaya diplomatik terus mengalami kebuntuan, terutama karena Iran tetap mempertahankan program pengayaan uranium tingkat rendah yang mereka klaim sah dan untuk tujuan damai.

Kecaman dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) atas ketidakpatuhan Iran terhadap kewajiban nuklirnya semakin memperburuk situasi.

Baca Juga: Setelah Gagal di Gaza, Israel Serang Tepi Barat dan Membuat 884 Warga Palestina Meninggal Dunia

Sebagai balasan, Iran menyatakan akan meningkatkan tingkat pengayaan uranium, sebuah langkah yang berpotensi memicu eskalasi konflik lebih lanjut.

Kini, dengan pembatasan gerak telah diberlakukan dan semua pihak berada dalam posisi siaga, dunia menantikan perkembangan selanjutnya.

Jika serangan Israel benar-benar terjadi, kawasan Timur Tengah bisa saja memasuki fase baru konflik terbuka yang melibatkan kekuatan-kekuatan besar dunia.

Tags:
YerusalemTel AvivPemerintah ASpreventifIranIsraelAmerika Serikat

Insan Sujadi

Reporter

Insan Sujadi

Editor