POSKOTA.CO.ID - Kesehatan mental dan kondisi keuangan adalah dua aspek kehidupan yang saling berkaitan erat.
Masalah kesehatan jiwa seperti stres atau depresi sering kali membuat seseorang kesulitan mengatur keuangan, sementara tekanan utang juga dapat memperburuk kondisi psikologis.
Ada anggapan keliru bahwa utang hanya disebabkan oleh gaya hidup konsumtif.
Faktanya, banyak orang mengalami masalah keuangan karena kehilangan pekerjaan, pemutusan hubungan kerja (PHK), atau kondisi kesehatan yang menurun, faktor-faktor tak terduga ini bisa menimpa siapa saja.
Baca Juga: Digital Burnout? Ini Strategi Hindari Stres Akibat Kecanduan Gadget untuk Jaga Kesehatan Mental
Kemudian perubahan hidup seperti perceraian, gangguan mental, atau kecelakaan fisik dapat menyebabkan kesulitan membayar tagihan bulanan, cicilan rumah, atau kebutuhan pokok lainnya.
Inilah awal mula banyak individu mengalami krisis utang yang berdampak besar pada kesehatan mental mereka.
Bagaimana Gangguan Kesehatan Mental Mempengaruhi Pengelolaan Uang?
Melansir dari laman Mental Health Fondation dalam catatan ‘Debt and Mental Health’ disebutkan kondisi seperti depresi dapat membuat Anda kehilangan motivasi dan energi untuk mengatur anggaran keuangan.
Pada fase manik, seseorang mungkin berbelanja impulsif tanpa mempertimbangkan konsekuensi finansialnya.
Baca Juga: Fenomena Kecanduan Pinjol, Apakah Benar Adalah Gangguan Kesehatan Mental?
Bahkan, jika Anda harus mengambil cuti atau dirawat di rumah sakit, berkurangnya penghasilan bisa memperburuk situasi.
Beberapa gangguan, termasuk demensia dapat memengaruhi kemampuan mengambil keputusan keuangan yang tepat.
Dalam kondisi ini, peran pendamping atau wali hukum sangat penting agar pengelolaan keuangan tetap terkendali.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Ini Dampak Pindar dan Paylater terhadap Kesehatan Mental
Dampak Utang terhadap Kesehatan Mental
Menurut studi Royal College of Psychiatrists, 50 persen orang dengan masalah utang juga mengalami gangguan kesehatan mental, mulai dari kecemasan hingga depresi berat.
Utang bisa menjadi beban emosional jika tidak ada dukungan dari lingkungan sekitar. Perasaan takut, sulit tidur karena memikirkan tagihan, hingga rusaknya hubungan sosial adalah dampak nyata yang dirasakan.
Kondisi ini juga bisa memengaruhi produktivitas kerja dan memperparah siklus utang.
Adapun tanda-tanda yang dialami saat kesehatan mental terganggu karena masalah finansial ialah:
Baca Juga: Apakah Puasa Memiliki Manfaat bagi Kesehatan Mental? Ternyata Ini Penjelasannya
- Apakah Anda merasa cemas setiap kali memikirkan utang?
- Apakah Anda sering telat bayar tagihan atau cicilan?
- Apakah Anda menghindari telepon atau surat dari kreditur?
- Apakah Anda tidak punya dana darurat untuk kejadian tak terduga?
Jika Anda menjawab "ya" untuk salah satu pertanyaan di atas, mungkin saatnya Anda mencari solusi profesional.
Berbagi Cerita, Kurangi Beban
Berbicaralah dengan orang yang Anda percayai semisal teman, keluarga, atau terapis.
Dukungan emosional sangat penting dalam proses pemulihan finansial dan kesehatan mental.
Baca Juga: 3 Zodiak Ini Perlu Lebih Memperhatikan Kesehatan Mental Mereka di Maret 2025
Langkah-Langkah Mandiri untuk Mengatasi Utang dan Menjaga Kesehatan Mental, sebagai berikut:
- Cari tahu apakah Anda memenuhi syarat untuk skema “Breathing Space” yang membekukan penagihan utang selama 60 hari, atau tanpa batas waktu jika mengalami krisis kesehatan mental.
- Pertimbangkan memberi tahu kreditur tentang kondisi mental Anda. Mereka memiliki kebijakan khusus dan biasanya akan menyesuaikan cara komunikasi dan penagihan.
- Minta dokter Anda untuk mengisi formulir bukti kesehatan mental. Ini membantu kreditur memahami kondisi Anda secara medis dan etis.
Demikian informasi terkait hubungan keterkaitan antara finansial dan kesehatan mental.
DISCLAIMER: Artikel ini hanya berupa informasi umum dan bukan saran. Jika Anda mengalami hal serupa terkait kesehatan mental segera hubungi dokter atau profesional untuk mendapat penanganan yang tepat.