POSKOTA.CO.ID - Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) merupakan bagian integral dalam modul Pendidikan Profesi Guru (PPG) Guru Tertentu Tahun 2025 yang dirancang untuk membekali guru dengan kemampuan membina karakter peserta didik dan menciptakan suasana belajar yang aman, inklusif, dan sehat secara psikososial.
Implementasi PSE yang tepat tidak hanya mendukung pertumbuhan emosi anak tetapi juga memperkuat tatanan nilai di lingkungan sekolah.
Struktur dan Fokus Modul PSE
Modul PSE yang digunakan dalam platform Merdeka Mengajar terdiri atas tiga topik utama yang saling terintegrasi:
- Urgensi Pembelajaran Sosial Emosional
Menguraikan alasan pentingnya pembelajaran sosial emosional di era pendidikan modern yang penuh tantangan sosial dan psikologis. - Implementasi PSE di Sekolah
Membahas bagaimana guru dapat mengintegrasikan nilai-nilai PSE dalam kegiatan pembelajaran harian melalui berbagai pendekatan aktif dan kolaboratif. - Mewujudkan Kesejahteraan Psikologis di Sekolah
Menekankan pada peran lingkungan dalam menciptakan suasana aman dan sehat secara mental untuk seluruh warga sekolah.
Masing-masing topik didesain untuk membangun kapasitas guru dalam mengelola kelas secara humanistik dan berorientasi pada perkembangan karakter.
Tujuan PSE dalam PPG: Karakter dan Kesejahteraan
PSE tidak sekadar pendekatan pembelajaran, tetapi merupakan strategi pendidikan karakter yang menyeluruh. Tujuan utama dari modul ini adalah:
- Mengembangkan kesadaran dan manajemen diri peserta didik.
- Melatih kemampuan berelasi dan kesadaran sosial.
- Mendorong pengambilan keputusan yang etis dan bertanggung jawab.
- Meningkatkan empati dan kemampuan menyelesaikan konflik secara damai.
Dengan demikian, siswa tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga mampu menghadapi tantangan kehidupan dengan sikap yang matang dan beradab.
Dampak Positif PSE terhadap Lingkungan Belajar
Implementasi PSE yang efektif menciptakan suasana belajar yang harmonis. Lingkungan sekolah yang mengedepankan nilai empati dan penghargaan terhadap perbedaan terbukti:
- Mengurangi kejadian bullying dan kekerasan di sekolah.
- Meningkatkan motivasi dan kedisiplinan belajar.
- Mempererat hubungan antara guru, siswa, dan orang tua.
- Memperkuat kesejahteraan mental siswa, khususnya dalam mengelola stres akademik.
Strategi Efektif Penerapan PSE
Modul menekankan lima kompetensi utama dalam PSE yang harus diintegrasikan oleh guru dalam kegiatan kelas, yaitu:
- Kesadaran Diri
Memahami emosi, nilai pribadi, dan kekuatan individu. - Manajemen Diri
Mengelola emosi, pikiran, dan perilaku secara efektif. - Kesadaran Sosial
Menunjukkan empati, menghargai keragaman budaya, dan keadilan. - Keterampilan Berelasi
Berkomunikasi secara jelas dan bekerja sama dengan orang lain. - Pengambilan Keputusan Bertanggung Jawab
Membuat pilihan yang etis, aman, dan penuh pertimbangan.
Guru didorong untuk menggunakan metode seperti role play, diskusi kelompok, proyek kolaboratif, serta refleksi pribadi untuk mengembangkan kelima kompetensi ini.
Pilar Sekolah Sehat secara Psikososial
Dalam menciptakan lingkungan belajar yang sehat, terdapat tiga nilai utama yang perlu ditanamkan oleh guru sebagai teladan:
- Empati dan Kepedulian
Mendorong sikap peduli antarpeserta didik. - Kejujuran dan Integritas
Menanamkan nilai kejujuran dalam setiap aspek pembelajaran. - Pemecahan Masalah Secara Konstruktif
Melatih siswa menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.
Peran guru menjadi sangat sentral sebagai figur yang memberikan contoh konkret dalam interaksi sehari-hari.
Proses Refleksi dalam PSE
Pelaksanaan PSE melibatkan tiga tahap refleksi utama:
- Pengelolaan Emosi
Siswa mengenali dan mengatur emosi melalui aktivitas kelompok. - Berbagi Cerita
Meningkatkan empati melalui cerita dan pengalaman pribadi. - Aksi Kolaboratif
Mendorong siswa terlibat aktif dalam menyebarkan nilai pengendalian emosi kepada teman sekelas.
Tahapan ini mendorong tumbuhnya suasana kelas yang penuh saling menghargai dan membangun koneksi antarpribadi yang sehat.
Dokumentasi dan Penyusunan Jurnal PSE
Peserta PPG diwajibkan menyusun jurnal sebagai bentuk refleksi dari pemahaman dan pengalaman mengikuti Modul PSE. Adapun ketentuan penyusunan jurnal antara lain:
- Minimal 300 Kata
Untuk memastikan kedalaman analisis dan refleksi. - Asli dan Bebas Plagiarisme
Harus ditulis dengan bahasa sendiri dan berdasarkan pengalaman nyata. - Format PDF
Semua file wajib dikonversi ke PDF agar struktur penulisan tetap terjaga.
Jurnal harus disertai dokumentasi visual berupa foto kegiatan pembelajaran dengan siswa, kepala sekolah, dan rekan guru sebagai bukti otentik.
Contoh Soal Refleksi Modul PSE
Sebagai bahan latihan dan refleksi, berikut contoh soal yang umum muncul dalam jurnal:
Pertanyaan:
Bagaimana strategi Anda membangun hubungan empatik dengan siswa dari latar belakang budaya yang berbeda?
Contoh Jawaban:
Saya memulai dengan memahami latar belakang siswa melalui percakapan informal dan observasi. Saat mengajar, saya menyertakan contoh dari berbagai budaya agar semua siswa merasa diwakili. Saya juga membuka ruang dialog agar siswa merasa dihargai dan didengar.
Baca Juga: Jam Tangan Rolex vs Ayam Tiren: Potret Kesenjangan Atlet Indonesia yang Kian Nyata
Validasi dan Upload Jurnal PSE
Sebelum diunggah ke platform Ruang GTK, peserta harus memastikan:
- Jurnal telah ditulis sesuai format dan ketentuan.
- Tidak ada plagiarisme atau penyalinan dari jurnal lain.
- File disimpan dan diunggah dalam bentuk PDF.
Kesalahan teknis seperti salah format atau tidak melampirkan dokumentasi foto akan menyebabkan jurnal tidak valid.
Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) adalah pilar penting dalam pendidikan masa kini. Modul ini tidak hanya memperkuat kapasitas guru dalam mengelola kelas, tetapi juga menjadi landasan untuk menciptakan generasi peserta didik yang unggul secara sosial dan emosional.
Sebagai bagian dari PPG Guru Tertentu 2025, penyusunan jurnal PSE bukan sekadar tugas administratif, tetapi sarana reflektif dan transformasional yang mendorong perubahan positif di dunia pendidikan Indonesia.