POSKOTA.CO.ID – Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Daljab 2025 mengusung konsep pembelajaran yang inovatif melalui pelaksanaan Tugas Aksi Nyata Terpilih.
Kegiatan ini tidak hanya bertujuan sebagai formalitas, melainkan wujud nyata penerapan strategi pembelajaran yang berpusat pada murid.
Di balik semangat inovasi tersebut, para guru dihadapkan pada berbagai tantangan yang harus ditempuh dalam kehidupan nyata di dunia pendidikan.
Oleh karena itu, simak terus artikel ini sampai selesai untuk mengetahui informasi selengkapnya.
Baca Juga: Kabar Baik untuk Guru PNS! Tunjangan Khusus Golongan I-IV Ditetapkan, Simak Ketentuan Terbarunya
Tantangan di Lapangan
Para guru dituntut untuk menyesuaikan rencana aksi dengan kondisi dan situasi kelas masing-masing.
Tidak jarang, keterbatasan fasilitas serta keragaman karakter siswa membuat pelaksanaan tugas ini menjadi semakin kompleks.
Guru harus mengevaluasi setiap kondisi yang ada dan menyusun strategi yang sesuai agar pembelajaran berjalan efektif dan menyenangkan.
Ketangguhan dan kreativitas menjadi modal utama dalam menghadapi hambatan-hambatan tersebut.
Baca Juga: Guru Hadroh Asal Ciputat Ditangkap, Diduga Jadi Pelaku Kekerasan Seksual ke Anak
Beban Administratif dan Tekanan
Harian Selain kesulitan teknis dalam menyusun dan menerapkan rencana aksi, beban administratif juga menjadi tantangan tersendiri.
Tugas mengajar yang padat, ditambah lagi dengan proses penyusunan laporan akhir dan refleksi diri, membuat tugas tambahan ini terasa berat.
Banyak guru yang mengalami kebingungan dalam menulis narasi aksi secara sistematis dan memilih bukti yang tepat agar pengalaman di lapangan bisa terhubung secara jelas dengan teori pembelajaran yang telah dipelajari.
Upaya Menuju Pembelajaran yang Lebih Baik
Meskipun demikian, tantangan-tantangan tersebut menjadi batu loncatan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dengan menghadapi rintangan di lapangan, para guru diharapkan dapat mengasah kemampuan dalam berinovasi, beradaptasi, dan mengembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif.
Proses refleksi diri dan evaluasi juga mendorong guru untuk terus belajar dan berkembang, sehingga pada akhirnya mampu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan menyenangkan bagi siswa.