POSKOTA.CO.ID - Dalam dunia pendidikan yang terus berkembang, kemampuan guru dalam merancang proses pembelajaran yang efektif menjadi suatu keharusan.
Salah satu pendekatan yang kini menjadi perhatian utama dalam Pendidikan Profesi Guru (PPG) tahun 2025 adalah Understanding by Design (UbD). Modul 1 Topik 1 PPG 2025 mengajak guru untuk tidak hanya memahami secara teoritis, tetapi juga merefleksikan penerapan UbD dalam praktik pembelajaran.
Refleksi yang dilakukan oleh guru dalam topik ini bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan sarana penting untuk meningkatkan profesionalisme, merancang pembelajaran yang lebih terarah, dan mengidentifikasi tantangan yang dihadapi dalam proses mengajar.
Baca Juga: BSU 2025 Resmi Cair Mulai Juni, Cek Nama Penerima dan Prosedur Pencairannya di Sini
Apa Itu Understanding by Design (UbD)?
Understanding by Design merupakan pendekatan perencanaan kurikulum yang dikembangkan oleh Grant Wiggins dan Jay McTighe.
UbD menekankan pentingnya "perencanaan mundur" (backward design), yaitu memulai perencanaan pembelajaran dari hasil belajar yang diharapkan. Pendekatan ini memiliki tiga tahap utama:
- Identifikasi Hasil yang Diharapkan:
Guru menetapkan enduring understandings dan tujuan belajar yang akan dicapai siswa. - Penentuan Bukti Penilaian (Asesmen Autentik):
Guru merancang asesmen yang dapat menunjukkan bahwa siswa telah mencapai pemahaman yang dimaksud. - Perancangan Kegiatan Pembelajaran:
Kegiatan pembelajaran disusun untuk mendukung pencapaian tujuan dan mendorong keterlibatan aktif siswa.
Dengan prinsip ini, proses belajar tidak hanya berorientasi pada pencapaian nilai, tetapi lebih kepada pemahaman konseptual dan kemampuan berpikir kritis siswa.
Fungsi Refleksi dalam Pembelajaran Berbasis UbD
Refleksi yang diminta dalam Modul 1 Topik 1 bukan hanya untuk mengevaluasi konten materi, melainkan bertujuan lebih luas: memperkuat kesadaran guru akan efektivitas metode pembelajaran yang diterapkan.
Refleksi ini mengharuskan guru untuk menjawab pertanyaan utama Bagaimana prinsip UbD dapat membantu merancang pembelajaran yang efektif dan apa tantangan dalam penerapannya?
Contoh Jawaban Refleksi: Pembelajaran Mendalam dan Tantangan Praktis
Contoh Jawaban Refleksi 1:
"Perencanaan pembelajaran yang matang sangat penting untuk mencapai Pembelajaran Mendalam (PM) yang menumbuhkan pemahaman, penerapan pengetahuan, serta kemampuan berpikir kritis dan reflektif.
"Pendekatan UbD membantu guru merancang pembelajaran secara terstruktur, dimulai dari penentuan tujuan, perancangan asesmen otentik, hingga aktivitas yang bermakna. Prinsip ini menekankan hasil akhir dan bukti pemahaman siswa, sejalan dengan prinsip PM.
"Tantangan yang saya hadapi adalah keterampilan dalam menyusun tujuan yang terukur dan asesmen yang benar-benar autentik. Namun, seiring waktu dan pelatihan, saya yakin UbD akan membawa dampak besar terhadap kualitas pembelajaran."
Contoh Jawaban Refleksi 2:
"Saya memahami bahwa UbD menawarkan pendekatan yang sistematis dalam merancang pembelajaran, dimulai dari menentukan tujuan pembelajaran hingga mengembangkan kegiatan belajar yang relevan.
"Saya belajar untuk menetapkan pertanyaan esensial, menyusun asesmen yang menilai pemahaman secara mendalam, serta merancang kegiatan yang memicu keterlibatan aktif siswa.
"Tantangan utama adalah keterbatasan waktu untuk menyusun unit pembelajaran yang utuh dan melakukan asesmen yang benar-benar kontekstual. Namun, saya percaya bahwa kolaborasi antar guru dan pelatihan berkelanjutan dapat mengatasi hambatan tersebut."
Mengapa UbD Relevan untuk Pendidikan Masa Kini?
Prinsip UbD tidak hanya sekadar metode, melainkan kerangka kerja yang membentuk pola pikir guru dalam merancang pembelajaran. Beberapa alasan mengapa UbD relevan adalah:
- Berfokus pada Pemahaman Jangka Panjang: UbD menekankan pemahaman konseptual, bukan sekadar hafalan materi.
- Asesmen yang Autentik: Penilaian berbasis tugas nyata memungkinkan siswa menunjukkan kompetensinya secara kontekstual.
- Keterlibatan Aktif Siswa: Kegiatan pembelajaran disusun agar siswa menjadi pelaku utama dalam proses belajar.
- Keterpaduan Kurikulum: UbD mengintegrasikan kompetensi dasar dan tujuan akhir dengan kegiatan dan asesmen yang kohesif.
Tantangan Implementasi di Lapangan
Meskipun UbD menawarkan pendekatan yang ideal, pelaksanaannya di lapangan seringkali menemui hambatan seperti:
- Keterbatasan Waktu:
Merancang pembelajaran dengan UbD membutuhkan waktu dan perencanaan yang mendalam, sering kali sulit di tengah beban administrasi guru. - Pemahaman yang Belum Merata:
Tidak semua guru memiliki pemahaman mendalam mengenai prinsip-prinsip UbD sehingga butuh pelatihan lanjutan. - Kendala Sumber Daya:
Beberapa sekolah masih kekurangan sarana atau fasilitas pendukung untuk melaksanakan asesmen autentik secara optimal. - Kebijakan yang Belum Sinkron:
Kebijakan pendidikan yang terlalu terfokus pada capaian nilai kognitif dapat menghambat penerapan UbD yang holistik.
Strategi Mengatasi Tantangan
Untuk mendukung penerapan UbD secara menyeluruh, beberapa strategi dapat diterapkan:
- Pelatihan Berkelanjutan untuk Guru:
Program pelatihan yang fokus pada praktik UbD dan studi kasus pembelajaran nyata. - Kolaborasi dan Komunitas Belajar:
Mendorong pembentukan learning community di tingkat sekolah atau kabupaten/kota. - Pemanfaatan Teknologi Pendidikan:
Menggunakan LMS dan aplikasi pendukung untuk perencanaan pembelajaran dan asesmen autentik. - Dukungan dari Pemangku Kebijakan:
Sinkronisasi antara kebijakan nasional dan pendekatan pembelajaran inovatif seperti UbD.
Penerapan prinsip Understanding by Design dalam proses pembelajaran merupakan langkah transformatif yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Melalui refleksi dalam PPG 2025, guru dilatih untuk berpikir kritis terhadap praktik mengajarnya sendiri, serta berupaya menyusun pembelajaran yang berorientasi pada pemahaman mendalam dan asesmen autentik.
Meski tantangan tetap ada, dengan kolaborasi, pelatihan, dan kesadaran akan pentingnya perencanaan strategis, guru dapat menjadikan UbD sebagai kerangka utama dalam mencapai pembelajaran yang lebih bermakna, berdaya guna, dan relevan bagi kehidupan peserta didik di masa depan.