Lonjakan Kasus COVID-19 di India 2025: Lebih dari 6.000 Terinfeksi, 65 Meninggal Dunia

Senin 09 Jun 2025, 10:27 WIB
India Darurat COVID-19 Lagi? Kasus Aktif Capai 6.000, Korban Jiwa Bertambah. (Sumber: Pinterest)

India Darurat COVID-19 Lagi? Kasus Aktif Capai 6.000, Korban Jiwa Bertambah. (Sumber: Pinterest)

Pemerintah India melalui Kementerian Kesehatan mengadakan beberapa pertemuan teknis pada tanggal 2 dan 3 Juni 2025, dipimpin oleh Dr. Sunita Sharma, Direktur Jenderal Layanan Kesehatan. Pertemuan ini melibatkan:

  • Satuan Manajemen Bencana Nasional
  • Tim tanggap darurat COVID-19
  • Pusat Pengendalian Penyakit India (NCDC)
  • Dewan Riset Medis India (ICMR)
  • Program Pengawasan Penyakit Terpadu (IDSP)
  • Rumah sakit pemerintah pusat di Delhi
  • Perwakilan dari seluruh negara bagian dan wilayah federal

Pertemuan ini difokuskan untuk mengintegrasikan upaya respons lintas sektor dan meningkatkan pelaporan serta analisis data berbasis wilayah.

Fokus pada Pengawasan ILI dan SARI

Pada tanggal 4 Juni 2025, pemerintah menegaskan kembali pentingnya pengawasan Influenza-Like Illness (ILI) dan Severe Acute Respiratory Infection (SARI) melalui jaringan IDSP di tingkat negara bagian dan distrik.

Sesuai pedoman terkini, semua pasien rawat inap yang menunjukkan gejala pernapasan akut harus menjalani tes COVID-19. Selain itu, sebanyak 5 persen dari kasus ILI juga diwajibkan menjalani pengujian untuk memantau varian virus dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

Pengurutan Genom Virus COVID-19

Dalam rangka mengidentifikasi potensi varian baru, semua sampel yang dinyatakan positif COVID-19 akan dikirim untuk proses pengurutan genom lengkap melalui jaringan laboratorium ICMR. Proses ini menjadi bagian penting dari sistem peringatan dini untuk mendeteksi mutasi yang berpotensi mengancam efektivitas pengobatan dan vaksinasi.

Kesiapan Oksigen dan Infrastruktur Medis

Belajar dari pengalaman kelam gelombang kedua pandemi tahun 2021, pemerintah India kini menekankan pentingnya stok oksigen yang memadai di semua rumah sakit. Distribusi logistik medis, peningkatan produksi dalam negeri, serta kolaborasi dengan sektor swasta menjadi kunci dalam menjamin stabilitas pasokan.

Beberapa negara bagian juga tengah memperluas kapasitas rumah sakit darurat dan membentuk kembali tim tanggap cepat medis.

Baca Juga: Prabowo Hadiahi Jam Tangan Rolex untuk Timnas Indonesia, Eks Atlet Wushu Lindswell Ungkap Kesejangan Atlet.

WHO Soroti Positivity Rate India

Dalam laporan terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa positivity rate India mencapai angka tertinggi sejak tahun 2024, menjadi sinyal bahwa peningkatan kasus bukan sekadar anomali statistik. WHO juga mendesak agar sistem pengujian diperluas dan sistem pelaporan diperkuat untuk memastikan data akurat dan terkini.

Menteri Kesehatan India pun mengakui bahwa tren ini menjadi tantangan baru bagi sistem kesehatan yang tengah memulihkan diri pasca gelombang pandemi sebelumnya.

Situasi pandemi di India pada pertengahan 2025 menyoroti pentingnya kesigapan pemerintah dalam menanggapi lonjakan infeksi. Meskipun mayoritas kasus tergolong ringan, sinyal peningkatan harus disikapi dengan pendekatan ilmiah, transparan, dan berbasis data.

Keterlibatan berbagai lembaga kesehatan nasional, pelaksanaan simulasi kesiapsiagaan, serta upaya memperkuat kapasitas medis menjadi pondasi utama dalam menjaga stabilitas sistem kesehatan India di tengah ancaman gelombang baru.


Berita Terkait


News Update