Waspada Varian Baru COVID-19 NB.1.8.1: Gejala, Penularan, dan Pencegahan

Minggu 08 Jun 2025, 12:20 WIB
Varian COVID-19 NB.1.8.1 menyebar cepat dengan gejala khas Omicron plus hipertermia. Simak update terbaru dari WHO dan tips perlindungan diri. (Sumber: freepik)

Varian COVID-19 NB.1.8.1 menyebar cepat dengan gejala khas Omicron plus hipertermia. Simak update terbaru dari WHO dan tips perlindungan diri. (Sumber: freepik)

POSKOTA.CO.ID - Dunia kembali dihadapkan pada ancaman varian baru Covid-19. Kali ini, subvarian NB.1.8.1 menjadi perhatian utama para ahli kesehatan global.

Penyebarannya yang semakin meluas memicu kekhawatiran, meskipun gejala yang ditimbulkan belum menunjukkan tingkat keparahan yang lebih tinggi dibanding varian sebelumnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengambil langkah antisipatif dengan menetapkan NB.1.8.1 sebagai Varian dalam Pemantauan (VUM).

Status ini menunjukkan bahwa varian tersebut memerlukan pengawasan ketat, meski belum dikategorikan sebagai ancaman serius.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Naik Lagi di Indonesia, Menkes: Varian Tidak Mematikan Tapi Tetap Waspada, Ini Imbauannya

Keputusan ini didasarkan pada peningkatan proporsi kasus NB.1.8.1 secara global, sementara varian LP.8.1 justru menunjukkan tren penurunan.

Masyarakat diimbau untuk tetap tenang namun waspada. Para ahli menegaskan bahwa pemantauan ketat terhadap varian baru ini diperlukan untuk mengantisipasi potensi risiko, termasuk kemungkinan penurunan efektivitas vaksin.

Langkah-langkah pencegahan dasar seperti vaksinasi booster dan protokol kesehatan tetap menjadi senjata utama dalam menghadapi perkembangan terbaru pandemi ini.

Apa Itu NB.1.8.1?

NB.1.8.1 merupakan turunan dari keluarga Omicron, varian yang mendominasi gelombang Covid-19 sebelumnya. Menurut laporan Times of India, "NB.1.8.1 muncul sebagai jalur baru virus SARS-CoV-2, penyebab Covid-19, dan memiliki gejala yang mirip dengan subvarian Omicron lainnya."

WHO dalam siaran pers terbaru menyatakan, "NB.1.8.1 telah ditetapkan sebagai varian SARS-CoV-2 yang sedang dipantau (VUM) dengan proporsi yang meningkat secara global, sementara LP.8.1 mulai menurun."

Baca Juga: Kasus Covid-19 Turun, tapi Sub-Varian MB.1.1 Masih Beredar: Ini yang Perlu Diwaspadai

Status VUM: Ancaman atau Kewaspadaan?

Penetapan sebagai Varian dalam Pemantauan (VUM) bukan berarti NB.1.8.1 berbahaya secara langsung. Status ini menunjukkan bahwa para ilmuwan sedang mengamati potensi perubahan genetik yang dapat memengaruhi:

  • Kecepatan penularan
  • Tingkat keparahan gejala
  • Efektivitas vaksin dan pengobatan

"Label ini mirip seperti daftar pantauan: belum terbukti berisiko tinggi, tetapi tetap diawasi sebagai langkah antisipasi," jelas WHO.

Gejala yang Perlu Diwaspadai

Pasien yang terinfeksi NB.1.8.1 melaporkan gejala mirip subvarian Omicron lain, seperti:

  • Batuk terus-menerus
  • Sakit tenggorokan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Masalah pencernaan
  • Penglihatan kabur
  • Mual atau pusing
  • Kesulitan berkonsentrasi

Selain itu, terdapat gejala unik berupa hipertermia tingkat rendah yang persisten, tubuh terasa hangat tanpa demam tinggi.

Baca Juga: Kasus Covid-19 Varian JN.1 Meningkat, Kemenkes Ungkap Gejala Terbaru dan Cara Mencegahnya

Efektivitas Vaksin dan Langkah Pencegahan

Meski vaksin booster Omicron masih memberikan perlindungan, data awal menunjukkan bahwa NB.1.8.1 dan LF.7 sedikit mengurangi efektivitas vaksin. Hal ini memicu diskusi tentang perlunya pembaruan formula vaksin.

Dr. Amy Edwards, spesialis penyakit menular dari Case Western Reserve University, menekankan pentingnya protokol kesehatan dasar:

"Cuci tangan secara teratur, gunakan masker, dan tetaplah di rumah jika merasa sakit. Terapkan etika batuk dan bersin secara benar," ujarnya pada 31 Mei 2025.

NB.1.8.1 belum menyebabkan gejala parah, tetapi penyebarannya yang cepat memerlukan kewaspadaan. Masyarakat diimbau untuk tetap memperbarui vaksinasi dan menerapkan pola hidup sehat gantisipasi risiko penularan.

Laporan lebih lanjut akan diupdate sesuai perkembangan data dari WHO dan otoritas kesehatan global.


Berita Terkait


News Update