Beberapa komentar dari publik bahkan bernada jenaka sekaligus penuh harap:
“Bapak cocok ihh sareng si ibu hehe,” tulis seorang pengguna.
“Mantap kang, langsung aja ke KUA,” komentar lainnya.
“Pantes pemain Persib banyak pindah ke Malut, ternyata mau besanan,” tulis akun @ethan54_as.
Reaksi semacam ini menunjukkan adanya keterlibatan emosional publik terhadap kehidupan para pemimpinnya. Tak sekadar hiburan, netizen tampaknya melihat potensi besar dari hubungan yang harmonis antar kepala daerah untuk memperkuat kerja sama lintas provinsi.
Dari Isu Personal ke Diplomasi Budaya
Meski tampak personal, kebersamaan antara Dedi Mulyadi dan Sherly Tjoanda juga memunculkan pertanyaan lebih besar tentang pentingnya sinergi antardaerah.
Jawa Barat dan Maluku Utara merupakan dua provinsi dengan karakteristik budaya yang sangat berbeda. Namun, kolaborasi antar pemimpin bisa menjembatani jurang perbedaan tersebut.
Dedi Mulyadi sebelumnya juga mengemukakan rencana untuk mengembangkan destinasi wisata budaya berkelas di Cirebon. Di sisi lain, Sherly Tjoanda dikenal vokal mengangkat isu peran perempuan dalam pembangunan di kawasan timur Indonesia.
Keduanya, dalam kapasitasnya masing-masing, bisa menjadi poros diplomasi budaya yang mempererat integrasi nasional secara simbolik dan praktis.
Kehidupan Pribadi yang Tak Luput dari Sorotan
Dedi Mulyadi resmi bercerai dari Anne Ratna Mustika, Bupati Purwakarta, pada Februari 2023 setelah mengajukan gugatan cerai pada September 2022.
Sementara Sherly Tjoanda mengalami duka mendalam atas kepergian suaminya hanya beberapa bulan sebelum ia maju dalam Pilkada.
Keduanya kini sama-sama menjalani hidup sebagai figur publik yang lajang, menjadikan setiap interaksi sosial mereka sangat rentan ditafsirkan secara romantis oleh publik.